Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggalang dukungan pemangku kepentingan setempat untuk menangani bersama-sama berbagai kekerasan yang menimpa anak mulai dari kekerasan psikis dan fisik hingga seksual, khususnya di lingkungan pendidikan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani telah melaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak menguatkan kembali kolaborasi dalam menangani berbagai permasalahan terkait kekerasan dan kenakalan anak dan remaja di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Regulasi sudah kami buat, eksekusi beberapa hal sudah dilakukan, tetapi masih ada kasus yang terjadi, mungkin ini karena perhatian kita terhadap pencegahan kenakalan anak dan remaja masih dilakukan parsial, kita masih kerja sendiri-sendiri dan kurang koordinasi," katanya di Banyuwangi, Selasa.
Ipuk menyampaikan, untuk pencegahan dan penanganan berbagai kekerasan terhadap anak dan remaja perlu dilakukan langkah strategis dan komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan.
Sementara Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra menyampaikan komitmen jajarannya dalam pemberantasan minuman keras dan narkoba.
"Bagi kami tidak ada ampun untuk miras, karena berbagai kejahatan diawali karena pengaruh miras. Seluruh jajaran saya pastikan menindak setiap pelanggaran," ucapnya.
Kapolresta Banyuwangi juga menyoroti masih terjadinya kasus kekerasan di lingkungan pendidikan dan pesantren.
Ia berharap lembaga pendidikan berbasis asrama dan pesantren bisa memiliki SOP terkait pola kependidikan dan kepengasuhan.
"Menyoroti masih adanya kasus kekerasan yang menimpa santri, maka pengawasan terhadap murid di luar jam sekolah bisa lebih ditingkatkan dengan adanya SOP pendidikan dan kepengasuhan yang tegas dan ditaati bersama," kata Kombes Pol Rama.*