Surabaya (ANTARA) - Salah satu pengembang real estat perumahan dan komersial, NPG Indonesia, memprediksi harga properti di Bali akan meningkat lima hingga 10 persen pada 2025.
“Perkiraan ini didasarkan pada popularitas Bali sebagai pusat wisata dan destinasi digital nomad yang mendorong permintaan, serta pertumbuhan pariwisata berkelanjutan,” kata General Manager NPG Indonesia Evgeny Obolentsev, dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Selasa.
Evgeny menjelaskan, investasi asing di pasar properti Bali terus meningkat karena potensi keuntungan tinggi, yang membuat lahan semakin terbatas.
"Terutama di kawasan populer, sehingga harga properti terdorong naik karena permintaan melampaui pasokan," katanya.
Oleh karena itu, Bali yang saat ini disebut sebagai destinasi wisata utama, Evgeny mengklaim bahwa salah satu pilihan utama untuk berinvestasi adalah townhouse atau perumahan dengan unit terbatas.
Menurut dia, townhouse menawarkan hunian dengan jumlah unit terbatas (30-50 unit), dengan berbagai fasilitas serta keamanan 24 jam yang membuatnya menarik bagi wisatawan maupun investor
“Townhouse bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga komunitas yang mendorong hubungan antarwarga,” ucapnya.
Seperti halnya sebuah hunian premium yang terletak di gerbang Nuanu Creative City, landmark utama di kawasan Nyanyi, Kabupaten Tabanan, yakni proyek Ecoverse yang sedang dikembangkan oleh NPG Indonesia.
Evgeny menambahkan, proyek tersebut akan mencakup 35 apartemen dan 16 townhouse dengan prinsip keberlanjutan, seperti penggunaan energi surya, sistem pengolahan sampah dan penampung air hujan.
“Kami menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata dengan pelestarian alam dan budaya Bali,” jelasnya.
Ecoverse sendiri, lanjutnya, dijadwalkan selesai pada kuartal IV 2025, dengan akses ke fasilitas Nuanu Creative City, seperti sekolah internasional, ruang hijau dan pusat hiburan.
“Ecoverse akan menjadi kompleks hunian baru di Nuanu yang siap dihuni pada 2025,” tuturnya.