Surabaya (ANTARA) - Salah satu pengembang real estat perumahan dan komersial NPG Indonesia menganggap industri properti di Bali menunjukkan peningkatan signifikan, baik segmen hunian maupun komersial.
General Manager NPG Indonesia Evgeny Obolentsev mengatakan pesatnya perkembangan industri properti di Bali membuat pihaknya optimistis jika Pulau Dewata itu akan menjadi hot spot destinasi investasi properti di Asia.
"Saat ini, Bali telah menjadi hot spot destinasi investasi properti, bukan hanya di Indonesia, namun juga di Asia," kata Evgeny dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Rabu.
Bahkan, kata dia, harga properti di Bali diperkirakan akan naik pada 2025, karena didorong oleh kombinasi peningkatan pariwisata dan investasi asing.
“Meskipun masih ada tantangan, seperti perubahan peraturan dan masalah lingkungan, daya tarik Bali sebagai pusat wisata terus mendorong tingkat permintaan. Selain itu, daya tarik budaya dan alam yang unik, terus menarik pembeli dari seluruh dunia,” ucapnya.
Evgeny menambahkan, dengan adanya pergeseran minat para wisatawan di bagian barat Bali, akan menjadi peluang baru bagi sektor properti untuk berkembang.
"Perlu dicermati dengan adanya pergeseran minat para wisatawan di bagian barat Bali, seperti Seseh, Kedungu, Cemagi, Nyanyi, dan Pererenan, menjadi salah satu tanda terbukanya peluang baru bagi sektor properti untuk terus berkembang," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan lebih fokus mengembangkan real estat di Bali melalui penyelarasan bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern dengan alam dan lingkungan sekitar, untuk mengambil peluang tersebut.
"Kami selalu mengaplikasikan beberapa fitur keberlanjutan seperti energi terbarukan di setiap unit melalui penggunaan panel tenaga surya, sistem pengolahan sampah, filter air osmosis, dan Rain Water Trap," ujarnya.
Hunian tersebut tak hanya selaras dengan alam sekitar, kata Evgeny, namun tetap memperhatikan budaya dan pekerja lokal yang juga menerapkan konsep Tri Hita Karana.
Melalui konsep kehidupan masyarakat Bali yang menitikberatkan hubungan manusia dengan sesama, alam, dan Tuhan ini, dinilainya mampu menumbuhkan toleransi dan rasa damai.