Jakarta (ANTARA) - Pada 4 Desember 2024, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa pembelian saham, terutama oleh kalangan menengah bawah, dapat menyerupai perjudian.
Pernyataan ini memantik diskusi lebih dalam mengenai cara investasi saham dilakukan, terutama di kalangan investor pemula yang kurang memahami dinamika pasar. Dalam konteks ini, penting untuk membedakan spekulasi pasar yang sah dengan perjudian saham agar para calon investor dapat lebih memahami risiko dan mekanisme di balik transaksi pasar modal.
Spekulasi pasar sering dianggap mirip dengan perjudian karena keduanya melibatkan risiko dan ketidakpastian. Namun, perbedaan utama terletak pada pendekatan dan usaha yang dilakukan.
Spekulasi pasar yang sah dilakukan berdasarkan pengetahuan pasar, analisis data, dan strategi yang matang. Investor melakukan riset dan perhitungan untuk meminimalkan risiko, bukan sekadar menebak arah harga saham.
Sebagai contoh, bayangkan seorang petani di Desa Siman, Kabupaten Kediri. Ia mengetahui bahwa harga cabai cenderung tinggi pada bulan Januari-Februari dan turun pada bulan Maret-April.
Berdasarkan informasi ini, petani menanam cabai pada waktu yang tepat sehingga bisa menjual hasil panen dengan harga yang lebih tinggi. Keputusan ini melibatkan risiko seperti kondisi cuaca atau hama, tetapi bukan berdasarkan keberuntungan acak. Sebaliknya, petani menggunakan pengetahuan pasar untuk meningkatkan peluang keberhasilan.
Demikian pula, investor yang melakukan spekulasi saham dengan menggunakan analisis teknikal, laporan keuangan, atau tren ekonomi global membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia, bukan sekadar mengandalkan keberuntungan.
Banyak investor pemula yang hanya mengikuti tren tanpa pemahaman yang jelas. Misalnya, seorang pemengaruh media sosial mengklaim baru saja mendapat keuntungan besar dari penjualan saham tertentu, yang kemudian diikuti oleh para pengikutnya.
Namun, saham yang dibeli bisa jadi merupakan hasil gorengan—saham yang diperdagangkan dengan volume besar dan harga yang sering kali tidak mencerminkan nilai riil perusahaan.
Investasi seperti ini berisiko tinggi karena sering kali didorong oleh klaim tanpa dasar yang kuat. Saham gorengan bisa saja melonjak tinggi karena manipulasi pasar dan kemudian turun drastis. Investor yang mengikuti tren tanpa melakukan riset mendalam berisiko terjebak dalam pom-pom saham—investasi yang hanya mengandalkan fluktuasi harga yang dipicu oleh permainan pasar, bukan informasi yang valid.
Penting bagi investor untuk tidak terjebak dalam hype atau klaim tanpa dasar yang jelas. Berinvestasi di pasar saham memerlukan riset yang mendalam dan pemahaman yang kuat agar keputusan yang diambil berdasarkan pada informasi yang valid.
Di dalam pasar saham, spekulasi dilakukan dengan harapan harga saham akan naik dalam waktu tertentu. Investor menggunakan berbagai analisis, seperti analisis teknikal, laporan keuangan perusahaan, atau faktor ekonomi global, untuk mendukung keputusan mereka.
Meskipun hasilnya tidak dapat diprediksi sepenuhnya, spekulasi yang dilakukan dengan pengetahuan yang matang memberikan peluang keberhasilan lebih besar.
Berbeda dengan perjudian yang mengandalkan peluang acak, spekulasi pasar melibatkan usaha nyata untuk memahami kondisi pasar. Dengan analisis yang baik, investor dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang keuntungan. Dalam spekulasi pasar, keberhasilan bukan hanya bergantung pada keberuntungan, melainkan juga pada pengetahuan dan strategi yang diterapkan.
Penting untuk memahami konsep kepemilikan saham yang sah. Dalam pasar modal Indonesia, perubahan kepemilikan saham baru akan tercatat secara sah setelah 3 hari kerja sejak transaksi dilakukan, sesuai dengan POJK No. 4 Tahun 2024. Proses ini memastikan bahwa setiap saham yang dibeli telah melalui pencatatan resmi dan memberikan legitimasi terhadap kepemilikan saham tersebut.
Dengan memahami mekanisme ini, investor bisa lebih berhati-hati dan menghindari transaksi yang berisiko. Sebagai contoh, meskipun seseorang membeli dan menjual saham dalam 1 hari, kepemilikan saham secara administratif baru terkonfirmasi setelah 3 hari kerja. Ini penting untuk diketahui karena kepemilikan yang sah menentukan hak-hak yang melekat pada saham, seperti hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) perusahaan.
Model capit boneka
Untuk lebih memahami perbedaan antara spekulasi pasar dan perjudian, kita bisa melihat contoh permainan capit boneka yang sering dijumpai di pusat perbelanjaan. Dalam permainan ini, pemain mengendalikan robot untuk mencoba menangkap boneka. Meskipun biaya untuk mencoba sering kali tinggi, peluang untuk menang sangat kecil. Pemain membayar sejumlah uang hanya untuk kesempatan menangkap boneka, yang kemungkinan besar tidak berhasil. Dalam hal ini, permainan tersebut berfokus pada jual beli peluang, bukan pengetahuan atau usaha yang dapat memengaruhi hasilnya.
Permainan ini merupakan contoh klasik dari perjudian karena hasilnya sepenuhnya bergantung pada peluang acak, tanpa ada usaha nyata untuk meningkatkan peluang menang. Berbeda dengan investasi saham yang melibatkan analisis pasar, perjudian seperti ini tidak memiliki dasar yang jelas atau informasi yang bisa memengaruhi hasil.
Namun, seperti halnya dalam permainan capit boneka, ada cara untuk mengubahnya agar tidak lagi mengandung unsur perjudian. Salah satunya adalah dengan memberikan kepastian terhadap barang yang didapatkan pemain atas sejumlah uang yang dibayarkan. Misalnya, jika pemain membayar Rp40.000 untuk 40 kesempatan bermain, dan dalam kesempatan tersebut ia gagal, pemilik mesin wajib memberikan satu boneka kepada pemain. Dengan cara ini, uang yang dibayarkan digunakan untuk membeli barang, bukan untuk membeli peluang semata.
Begitu pula dengan pasar saham. Investor yang memahami risiko dan memiliki pengetahuan yang baik dapat menghindari perilaku spekulatif yang merugikan dan lebih mengutamakan analisis serta strategi yang matang. Seperti yang diterapkan dalam regulasi pasar saham, spekulasi pasar yang sah melibatkan usaha untuk memahami kondisi pasar dan memilih saham berdasarkan informasi yang valid.
Pernyataan Presiden Prabowo mengenai saham sebagai perjudian bagi kalangan menengah bawah membuka ruang untuk refleksi lebih dalam tentang bagaimana investasi saham dilakukan.
Memahami perbedaan antara spekulasi pasar yang sah dan perjudian sangat penting bagi investor, terutama yang baru memulai. Spekulasi pasar yang sehat melibatkan pengetahuan, analisis, dan strategi untuk meminimalkan risiko, sementara perjudian lebih mengandalkan keberuntungan atau peluang acak.
Bagi investor pemula, penting untuk melakukan riset yang mendalam dan tidak mudah tergoda oleh tren atau klaim yang tidak jelas.
Selain itu, syarat utama agar investasi saham tidak berubah menjadi perjudian adalah memastikan bahwa saham yang dibeli telah terdaftar dan tercatat sebagai kepemilikan yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kepemilikan yang sah memberikan legitimasi terhadap saham yang dimiliki dan menghindarkan investor dari risiko manipulasi pasar.
Mengelola risiko dengan memahami regulasi pasar saham dan kepemilikan yang sah akan membantu investor membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari kerugian.
Dengan edukasi yang tepat dan pemahaman yang baik mengenai pasar saham, investor dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan menghindari jebakan perjudian dalam investasi.Investasi yang baik adalah investasi yang didasarkan pada pengetahuan, analisis yang matang, dan pemahaman penuh terhadap risiko yang ada.
*) Baratadewa Sakti P adalah praktisi Keuangan Keluarga & Pendamping Keuangan Bisnis UMKM
Editor: Achmad Zaenal M