Malang Raya (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa pembukaan jalur pendakian di Gunung Semeru menunggu arahan dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan.
Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Sabtu, mengatakan pembukaan jalur pendakian di Gunung Semeru memang sudah direncanakan.
"Memang benar akan dibuka, tapi masih belum dilaksanakan. Pembukaan jalur untuk kegiatan pendakian ditentukan setelah mendapatkan izin dari Dirjen KSDAE Kementerian Kehutanan," kata
Sembari menunggu izin resmi dari Direktorat KSDAE, BB TNBTS melakukan persiapan sejumlah instrumen baik dari segi teknis maupun nonteknis.
Septi menjelaskan untuk instrumen teknis yang dipersiapkan adalah sumber daya manusia atau dalam hal ini petugas dan sarana pendukung lainnya. Sedangkan, untuk non teknis, salah satunya adalah menyangkut tentang kondisi alam di sana.
Sebagai bagian dari persiapan, TNBTS juga mengadakan rapat koordinasi pendakian Semeru yang diikuti oleh TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Kepala Desa Ranupani, pos pengamatan gunung api (PGA), Basarnas, dan para pemangku kebijakan lainnya pada 4 Desember 2024.
Pembahasan secara detail itu untuk memastikan keselamatan masyarakat yang akan melakukan aktivitas pendakian di Gunung Semeru.
"Tujuan ketika pendakian dibuka diharapkan mampu menciptakan zero accident dan zero waste sesuai dengan kewenangan masing-masing pihak," kata Septi.
Selain itu, mengenai tarif pendakian besarannya disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2024 yang mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
"Untuk kawasan wisata Gunung Semeru dan sekitarnya berada di Kelas II. Penyesuaian tarif resmi dan persyaratan pendakian Gunung Semeru akan disampaikan saat pengumuman pendakian," ucapnya.