Surabaya (ANTARA) - Pertunjukan drama musikal oleh Petra Theatre dan kelas Stage Production dari program English for Creative Industry (ECI) Petra Christian University berjudul The Clues 2 ditonton total kira-kira hampir 600 orang dalam 6 kali pertunjukan di kampus setempat, 28-30 November 2024.
“The Clues 2 ini merupakan jawaban dari permintaan para penonton cilik The Clues karya Meilinda yang kami tampilkan bulan November tahun lalu,” ujar Artistic Director Produksi sekaligus Dosen Pengampu Kelas Stage Production Stefanny Irawan, MA, dalam keterangannya, Kamis.
Dia mengatakan The Clues series memang pertunjukan drama musikal yang khusus dibuat untuk anak-anak, mengingat di Surabaya ini kita masih kekurangan pertunjukan untuk anak-anak semacam ini.
Pementasan kali ini menghadirkan keimutan tingkah karakter anak-anak SD karya sutradara Lysia Valentina, mahasiswa ECI 2022, dengan balutan kostum manis karya Keelia Hody serta koreografi yang dinamis karya Nathania Chrisella.
Keduanya mahasiswa ECI 2022, di panggung dengan konsep arena di mana para penonton mengelilingi keempat sisi panggung yang tentunya semakin mendekatkan interaksi para karakter ini dengan penontonnya.
The Clues 2 tak sekadar bicara soal persahabatan. Lebih dari itu, kedua tokoh utama di The Clues 2, Irene dan Ezra, hendak menyampaikan pada penonton yang sebagian besar anak-anak itu tentang kesadaran meminta maaf dan kemampuan menerima maaf.
“Di sebuah permintaan dan penerimaan maaf ini sebenarnya ada sesuatu yang kuat sedang diperjuangkan oleh kedua kawan ini, yaitu trust atau rasa percaya,” kata alumni English for Creative Industry 2019, penulis The Clues 2, Winona Nathania Rahardjo.
Dia menyampaikan betapa rapuhnya rasa percaya sehingga ketika ia terluka, kata ‘maaf’ yang sederhana bisa menjadi obat yang pertama kali diminum untuk memulihkan kembali rasa percaya itu.
Sebuah ungkapan polos, jujur, pun sarat makna, bahwa rasa percaya membutuhkan proses untuk kembali pulih seperti semula.
The Clues 2 hadir dengan apik tanpa menggurui tentang keberanian meminta maaf, empati untuk memberi maaf, dan rasa percaya.
Semuanya itu disampaikan lewat 7 karakter anak-anak di dalamnya, cerita manis-pahitnya, dan musik yang pas, yang semuanya digarap secara kolaboratif oleh dosen, alumni, dan mahasiswa ECI, hingga siswa SMA yang ikut menggarap lagu-lagunya.
Pesan-pesan tertulis dari penonton yang sebagian besar berusia sekolah dasar menunjukkan kisah detektif cilik dan persahabatan tanpa pretensi ini dibawakan dengan mengesankan. (*)