Surabaya (ANTARA) - Program hibah pemberdayaan perempuan Petra Christian University (PCU) yang didukung Direct Aid Program Pemerintah Australia menghasilkan panen perdana ikan nila Kelompok Tani Serpis Kebun Kita di Wonocolo Surabaya, Jawa Timur, sebagai bukti penguatan kapasitas ekonomi perempuan setempat.
“Di balik kolam-kolam ikan yang menghasilkan nila-nila berkualitas, berdiri kokoh semangat juang ibu-ibu Kelompok Tani Serpis," kata Ketua Tim, Hanjaya Siaputra, S.E., M.A., di Surabaya, Selasa.
Inti dari program ini memang pemberdayaan perempuan di lingkungan Kecamatan Wonocolo, di mana mereka juga telah mengikuti pelatihan mulai dari pengoperasian aquaponik, pengolahan ikan dan sayuran hidroponik, pembukuan keuangan sederhana, pemasaran melalui sosial media, hingga manajemen batin untuk memperkuat kesiapan mental dan spiritual dalam membangun usaha bersama.
Ia menjelaskan bahwa sejak 2018 kelompok tersebut berfokus pada budidaya sayuran hidroponik, sehingga peningkatan kapasitas melalui teknologi aquaponik dinilai penting.
“Dengan pengalaman sepanjang itu, kami merasa ibu-ibu Serpis perlu ‘naik kelas’. Ini saatnya budidaya yang dikelola dikembangkan dengan aquaponik,” katanya.
Program hibah bertajuk “Pemberdayaan Perempuan di Kecamatan Wonocolo Melalui Budidaya dan Pengolahan Ikan Nila dan Sayur Organik Dengan Recirculating Aquaculture System” itu juga menyerahkan satu set Bio-Recirculating Aquaculture System (Bio-RAS-ponic) untuk kelompok tani.
“Ini merupakan teknologi resirkulasi air dengan filter mekanis dan biologis. Sistem ini hemat air, ramah lingkungan, menghasilkan ikan yang tidak bau tanah, cepat besar, tinggi omega 3 dan 6 serta kaya nutrisi untuk tanaman hidroponiknya,” lanjut Tjun Han.
Rektor PCU, Prof. Rolly Intan, menyampaikan apresiasi atas hasil kerja kolaboratif antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat.
“Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi yang tulus antar lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan masyarakat akan membawa perubahan yang besar. Kami ingin memastikan bahwa ilmu pendidikan tidak tinggal di dalam kelas. Tapi hidup di tengah masyarakat dan membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Panen perdana juga dirangkai dengan lelang ikan per serok, dan hasilnya akan digunakan sebagai tambahan modal kelompok.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang turut hadir menyaksikan kegiatan tersebut pihaknya mengharapkan bahwa setelah panen perdana produk tersebut tidak hanya dijual ke masyarakat terdekat, namun juga ke sektor-sektor industri lainnya.
“Saya mendapat info dari tim UK Petra bahwa satu kolam bisa menampung hingga 1.200 ikan nila. Saat ini yang sudah diberikan ada empat kolam. Saya berharap setelah panen perdana ini, jangan hanya dijual ke masyarakat terdekat, ke warga, misalnya. Tapi juga bisa ke sektor-sektor industri lainnya, seperti hotel,” ujar Eri.
Ia menambahkan pentingnya hilirisasi hasil panen agar benar-benar berdampak pada padat karya dan ekonomi warga.
"Terima kasih banyak juga untuk UK Petra atas inovasi-inovasi yang selalu diberikan untuk mendukung kemajuan masyarakat, terutama untuk menuju kemandirian ekonomi masyarakat Surabaya,” katanya.
Wali Kota juga menegaskan bahwa kolaborasi berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan.
"Dari kegiatan hari ini, saya semakin yakin, Perguruan Tinggi itu akan selalu bisa bergerak luar biasa. Panen perdana ini juga jadi bukti nyata dari kolaborasi yang luar biasa dari kampus, Pemkot, dan masyarakat. Karena Pemkot tidak bisa bekerja sendiri untuk maju, kami butuh sumbangsih dari kampus-kampus,” ujarnya.
Eri meminta agar pendampingan PCU terhadap warga di kawasan tersebut terus berlanjut.
“Tetap dampingi kami ya, Pak Rektor. Kami akan kembangkan lagi budidaya sayuran hidroponik maupun ikan aquaponik di tempat ini. Saya juga minta tolong agar kawasan ini biarkan menjadi kawasan yang menjadi pendampingannya UK Petra,” tambahnya.
“Supaya terlihat bahwa Wali Kota nya tidak bergerak sendiri. Tapi digerakkan bersama Perguruan Tinggi dan masyarakat,” kata Eri menegaskan.
