Surabaya (ANTARA) - Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur menggandeng generasi muda yang tergabung sebagai anggota Pramuka Penegak untuk ikut berpartisipasi memugar rumah tidak layak huni milik warga kurang mampu di Kabupaten Lamongan.
Kegiatan pemugaran rumah ini merupakan salah satu bentuk bakti sosial ke masyarakat dan pengembangan kepramukaan. Bakti sosial berlangsung sejak 21 November dan dijadwalkan selesai pada Selasa (3/12).
Bersamaan dengan selesainya program pemugaran rumah, Kwarda Gerakan Pramuka Jatim akan menyerahkan secara simbolis kunci rumah kepada penerima manfaat program pemugaran rumah pada acara Seminar Wawasan Kebangsaan di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Lamongan, Selasa (3/12).
"Kegiatan ini diharapkan dapat membawa dampak positif dan juga selaras dengan tujuan pengembangan kepramukaan. Pengembangan ini di antaranya adalah pendalaman Satya dan Darma Pramuka," kata Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim Kak H.M. Arum Sabil dalam keterangan tertulis di Surabaya, Senin.
Ia menambahkan, "Satya dan Darma Pramuka tidak hanya ada di lisan, tetapi harus berjalan seiring dengan perilaku kita sehari-hari. Yakinlah dengan niat yang tulus membantu sesama."
Pada kegiatan pemugaran rumah, ada 100 orang lebih anggota Pramuka yang secara bergantian ikut membantu perbaikan rumah tidak layak huni.
Rumah yang dipugar adalah milik Mustain di Krete, Kreteranggon, Kecamatan Sambeng, dan rumah milik Syaiful Arifin di Kedung Caluk, Kreteranggon, Sambeng.
Dua rumah itu memiliki kondisi yang hampir sama, yakni tidak memiliki dinding dan atap yang kokoh sehingga berbahaya jika terjadi hujan atau angin kencang.
Rumah milik Mustain ditinggali lima orang, yakni Mustain, istri, dan tiga anaknya. "Ini kalau hujan sering bocor, kadang saya bikin aliran selang buat buang airnya keluar rumah," ungkap Mustain.
Ia berharap kegiatan bedah rumah ini dapat menjadikan rumahnya lebih nyaman untuk keluarganya. "Insyaallah nggak bocor lagi biar anak-anak enak," tambahnya.
Tak jauh berbeda, rumah milik Syaiful Arifin juga mengalami masalah serupa, hanya berdinding tipis dan sangat berbahaya jika hujan atau badai. "Kalau hujan itu biasanya sampai horek (gerak-gerak). Kalau hujan deras nggak ada yang di rumah, keluar semua takut roboh," ujar istri Syaiful.
Arum Sabil menyampaikan bahwa jika tiga zona yang melaksanakan kegiatan ini (Kota Malang, Kabupaten Lamongan dan Jember) bisa sukses dan mendapatkan tanggapan baik dari anggota Pramuka dan masyarakat, maka pada tahun depan akan diadakan kegiatan serupa.
"Kepada adik-adik Pramuka Jawa Timur, jangan pernah berhenti berbuat baik, teruslah berbuat baik di manapun adik-adik berada. Satya dan Darma Pramuka tidak hanya ada di lisan, tetapi harus berjalan seiring dengan perilaku kita sehari-hari. Yakinlah dengan niat yang tulus membantu sesama, di sanalah adik-adik akan menanam benih kebahagiaan untuk kesuksesan adik-adik," kata Ketua Kwarda Jatim.