Surabaya (ANTARA) - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menyebut penanganan pascabencana puting beliung di kawasan Dharmahusada Indah dan Manyar masih berlangsung dan dipastikan selesai pada Sabtu (30/11).
"Hari ini masih berlangsung dan kemungkinan besar bisa dipastikan akan selesai, karena kemarin sudah didata dan telah diberi terpal bagi rumah yang atapnya terdampak puting beliung, mereka ada yang pasang sendiri ada juga yang dipasangkan oleh BPBD Surabaya," kata Hebi saat dihubungi ANTARA, Sabtu.
Begitu juga pohon-pohon yang tumbang, kata dia, hingga tadi malam sudah dilakukan pemotongan, namun warga menginginkan untuk ditata rapi sebelum diangkut oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Untuk pohon-pohonnya banyak yang sudah tertangani namun warga ingin agar tertata lebih rapi sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar area," ucapnya.
Hebi menjelaskan, dari pantauan petugas dan saksi di lapangan, angin puting beliung yang melanda di wilayah Manyar dan Dharmahusada Indah pada Jumat (29/11), berhembus dari arah timur yang mengarah ke barat.
Atas kejadian tersebut, pihaknya berharap agar pihak terkait bisa merapikan kabel-kabel yang belum rapi dan bisa berpotensi mengganggu jalannya operasional petugas untuk evakuasi.
"Berdasarkan hasil kemarin, kami sempat kesusahan saat melakukan evakuasi baik di dalam kampung-kampung atau di pinggir jalan karena banyak kabel-kabel yang tidak rapi sehingga saling bersilangan," ujarnya.
Dirinya berharap agar puting beliung tidak melanda Kota Surabaya lagi, yang mengakibatkan banyaknya rumah dan kendaraan rusak. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, selama periode November-Desember 2023, tercatat hanya ada satu peristiwa angin puting beliung.
"Semoga kemarin yang pertama dan terakhir," ujar Hebi.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui akun media sosial Instagram resminya, menyebutkan peristiwa angin puting beliung di wilayah Surabaya Timur pada Jumat (29/11) sore.
Terjadinya Puting Beliung diakibatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang cukup masif dari barat daya Surabaya.
"Awan Cumulonimbus ini terpantau dari citra radar dan satelit BMKG, yang menunjukkan nilai reflektivitas yang tinggi dan suhu puncak awan yang sangat dingin (<-80°C)," tulis akun @infobmkgjuanda.
Penanganan pascabencana puting beliung di Surabaya masih berlangsung
Sabtu, 30 November 2024 10:51 WIB
Hari ini masih berlangsung dan kemungkinan besar bisa dipastikan akan selesai