Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi dalam kunjungan langsung ke lokasi Posko korban dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, di Desa Bokang Wolomatang, Flores Timur, NTT, dirinya memastikan bahwa seluruh pengungsi dalam kondisi sehat dan aman.
“Kehadiran saya di sini sebagai bentuk empati dan solidaritas. Walaupun jauh di Jakarta, kami ikut merasakan apa yang saudara-saudara alami di sini," kata Arifah Choiri Fauzi melalui keterangan resminya, Sabtu.
Setibanya di Pos Lapangan (Poslap) Bokang Wolomatang, kehadiran Menteri PPPA disambut riuh nyanyian ceria anak-anak dan kelompok rentan yang tengah mengikuti kegiatan trauma healing.
Meskipun cuaca cukup terik, semangat anak-anak mengikuti kegiatan dalam rangkaian psikososial tersebut tidak surut.
Kegiatan itu dipandu oleh jajaran Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kabupaten Flores Timur.
Dalam kunjungannya ini dirinya menekankan kepada para pengungsi untuk senantiasa menjaga dan memastikan kondisi anak-anak, perempuan, serta lansia di posko korban dampak erupsi sehat dan baik.
"Kami memastikan bahwa anak-anak dalam kondisi sehat dan baik. Begitu juga dengan ibu-ibu dan lansia, kami ingin memastikan semuanya dalam keadaan yang baik dan sehat," jelas Menteri PPPA.
Menurutnya, kolaborasi dan semangat gotong-royong seluruh pihak terlihat jelas dalam penanganan bencana. Mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian RI (Polri), kementerian dan lembaga, hingga para relawan.
Arifah Choiri Fauzi mengunjungi lokasi tersebut tidak hanya dengan tangan kosong, dirinya turut memberikan bantuan dignity kit kepada perempuan, anak-anak, serta lansia korban bencana erupsi, yang mencakup kebutuhan spesifik seperti perlengkapan untuk anak usia 0-2 tahun, 5-7 tahun, serta ibu hamil dan menyusui.
"Kit ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik para korban bencana, terutama untuk anak-anak dan lansia, sehingga mereka bisa merasa lebih nyaman dalam situasi darurat seperti ini," jelasnya.
Data per 22 November 2024 pukul 20.00 WITA menunjukkan bahwa jumlah pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mencapai 12.962 jiwa. Sebagian besar pengungsi tinggal di enam pos lapangan (poslap) dengan total 5.599 jiwa, sementara 7.363 jiwa lainnya mengungsi di rumah warga atau keluarga mereka.