DBS Fokus Membidik Pasar UKM Indonesia
Kamis, 15 Maret 2012 18:05 WIB
Surabaya - Bank DBS Indonesia fokus membidik pasar Usaha Kecil Menengah (UKM) di Tanah Air pada tahun 2012 karena perkembangan bisnis mereka selama ini terbukti tangguh menghadapi krisis ekonomi dan keuangan global.
"Kami melihat adanya potensi di seluruh aspek bisnis terutama di bisnis UKM yang memegang peranan penting dalam mendorong perekonomian Indonesia dan banyak menyerap tenaga kerja," kata Direktur PT Bank DBS Indonesia, Dani Prabawa, ketika dihubungi dari Surabaya, Kamis.
Menurut dia, saat ini perekonomian Indonesia telah terbukti mampu mengatasi sejumlah permasalahan ekonomi global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir.
"Kondisi itu juga dipengaruhi keoptimisan pemerintah dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional selama tahun 2012 yang melebihi pertumbuhan ekonomi tahun 2011 atau mencapai 6,5 persen," ujarnya.
Untuk itu, ia meyakini, pasar Indonesia tetap menjadi pasar utamanya dalam menekuni bisnis perbankan. Apalagi, selama tahun 2011 performa keuangan bank tersebut mampu mencatatkan kualitas portofolio kredit di tingkat yang sangat baik atau membukukan rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 1,08 persen.
"Pencapaian NPL kami selalu terjaga di bawah batas atas Bank Indonesia (BI) yang sebesar 5 persen. Selain itu, 'capital adequacy ratio/CAR' perusahaan berada di posisi 12,39 persen," katanya.
Menyikapi perkembangan bisnis yang positif pada tahun 2011, Presiden Komisaris DBS Indonesia, Bernard Tan, menambahkan, tahun lalu adalah periode yang sangat mengesankan bagi DBS Indonesia termasuk pertumbuhan yang terjadi secara merata di seluruh segmentasi bisnisnya.
"Pada tahun 2011, bisnis 'consumer banking' mencatatkan pertumbuhan 53 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Besaran pertumbuhan ini didukung oleh kinerja yang kuat dari bisnis 'wealth management' dan Kredit Tanpa Agunan (KTA)," katanya.
Di samping itu, kata dia, pertumbuhan kinerja yang signifikan pada tahun 2011 juga didukung oleh pencapaian laba bersih sebesar Rp384 miliar atau lebih tinggi 74,4 persen dibandingkan kinerja tahun 2010.
"Kenaikan laba bersih ini dipengaruhi peningkatan pendapatan bunga bersih dari Rp864 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp1,007 triliun pada tahun 2011," katanya.
Bahkan, imbuh dia, hal tersebut dipengaruhi kinerja pendapatan nonbunga yang mencatatkan kenaikan atau dari Rp304 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp508 miliar pada tahun 2011. Sementara, total pendapatan juga menunjukkan kenaikan sebesar 29,8 persen pada tahun 2011 menjadi Rp1,515 triliun.
"Selain itu, 'return on equity/ROE kami meningkat dari 7,09 persen pada tahun 2010 menjadi 11,66 persen pada tahun 2011 sedangkan 'return on assets/ROA' juga mengalami kenaikan dari 1,02 persen selama tahun 2010 menjadi 1,74 persen pada tahun lalu," katanya.