Surabaya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat nilai ekspor Jatim pada Agustus 2024 sebesar 2,33 miliar dolar AS atau turun sebesar 3,36 persen dibanding Juli 2024 yang sebesar 2,41 miliar dolar AS.
Meski demikian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Zulkipli menyatakan nilai ekspor sebesar 2,33 miliar dolar AS tersebut tumbuh hingga 37,01 persen apabila dibandingkan dengan Agustus 2023.
“Beberapa negara mitra dagang utama Jatim pada Agustus mengalami penurunan nilai manufacturing PMI,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Zulkipli menjelaskan penurunan nilai ekspor jika dibandingkan Juli 2024 itu karena adanya beberapa negara kita dagang utama Jatim yang mengalami penurunan manufacturing PMI pada Agustus seperti Amerika Serikat, India, dan Thailand.
Ia menuturkan secara struktur ekspor Jatim menurut sektor pada Agustus 2024 masih didominasi oleh sektor industri pengolahan yang merupakan penyumbang terbesar yaitu sebesar 2,19 miliar dolar AS atau 93,75 persen.
Setelah sektor industri pengolahan berikutnya adalah sektor pertanian sebesar 0,12 miliar dolar AS atau 5,12 persen, sektor minyak dan gas sebesar 0,02 miliar dolar AS atau 0,77 persen, serta sektor pertambangan dan lainnya yaitu 0,008 miliar dolar AS atau 0,36 persen.
Baca juga: BPS catat nilai impor Jatim capai 2,66 miliar dolar AS pada Agustus 2024
Sementara itu, tiga terbesar kelompok non migas yang berkontribusi dalam mendorong ekspor adalah perhiasan atau permata, lemak dan minyak hewani/nabati, serta tembaga.
Golongan perhiasan dan permata merupakan komoditas penyumbang terbesar pada ekspor Agustus 2024 yaitu mencapai 454,44 juta dolar AS, kemudian lemak dan minyak nabati/hewani 174,35 juta dolar AS, serta tembaga sebesar 163,3 juta dolar AS.
Dibandingkan kondisi Juli 2024, golongan perhiasan dan permata turun 10,69 persen yaitu dari Rp508,83 juta dolar AS, golongan lemak nabati/hewani naik 23,22 persen yaitu dari 141,5 juta dolar AS, dan golongan tembaga turun 13,47 persen yaitu dari 188,72 juta dolar AS.
Tujuan ekspor perhiasan dan permata adalah Jepang 73,89 persen dan Swiss 9,02 persen, untuk lemak dan minyak hewani/nabati ke Tiongkok 43,83 persen dan Vietnam 9,14 persen, sedangkan untuk tembaga diekspor ke Malaysia 30,42 persen dan Vietnam 21,59 persen.
Baca juga: September, cabai rawit hingga BBM dorong deflasi Jatim 0,12 persen
Selanjutnya untuk pangsa pasar non migas pada Agustus 2024, ekspor non migas Provinsi Jatim utamanya ditujukan ke Jepang sebesar 2,51 miliar dolar AS, ke Amerika Serikat 2,15 miliar dolar AS, ke Tiongkok 2 miliar dolar AS, dan Malaysia 0,98 miliar dolar AS.
Sedangkan pangsa ekspor Jatim ke ASEAN mencapai 16,55 persen dari total ekspor non migas atau senilai 0,38 miliar dolar AS sementara kawasan tujuan ekspor non migas lainnya yaitu ke Eropa sebesar 7,46 persen atau 0,17 miliar dolar AS.
“Total transaksi secara kumulatif sampai Agustus 2024 dengan pangsa pasar ke ASEAN 17,98 persen atau senilai 2,92 miliar dolar AS sedangkan ke Eropa 6,6 persen atau 1,07 miliar dolar AS,” ujar Zulkipli.