Nganjuk - Keluarga Muhamad Fais (21), warga Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengantarkannya ke mapolres Nganjuk untuk pemeriksaan terkait kasus pembiusan yang dilakukan tersangka Mujianto. ''Kami diminta datang lagi untuk melengkapi berkas. Tadi dari Pasuruan berangkat sekitar pukul 06.30 WIB,'' kata Hariati (35), salah seorang kerabat ditemui di markas Polres Nganjuk, Rabu. Ia mengaku, tidak mengetahui persis hubungan antara Fais dengan pelaku yang diketahui bernama Mujianto. Ia bahkan, tidak pernah kenal dengan sosok Mujianto. Ia hanya mengatakan, saat itu Fais pernah mengutarakan akan berangkat ke Kabupaten Nganjuk. Fais berangkat pada 8 Februari lalu. ''Saat itu, dia memang bilang mau ke Nganjuk. Saya tekankan, kebenaran dia ke Nganjuk, soalnya Fais bilang masih kenal satu pekan,'' ucapnya. Ia mengaku terkejut, karena keluarga mendapat telepon dari polisi, yang mengabarkan jika Fais dirawat di rumah sakit, akibat pembiusan. Hariati menyebut, selama ini Fais kelihatan tidak pernah mempunyai musuh. Ia juga tidak pernah bertengkar dengan orang lain. Namun, lanjut dia, Fais memang agak tertutup, hingga ia juga tidak begitu mengetahui lebih mendalam kemenakannya itu. Dalam pemeriksaan itu, Fais ditemani dua kerabatnya. Kedua orang tua Fais, Sugianto (45) dan Sumaidah (40) tidak ikut serta. Ibunda Fais, Sunaidah jatuh sakit, setelah mendengar anaknya kritis, setelah aksi pembiusan tersebut. Sementara itu, Fais yang ditemui di kantor polisi mengaku nekat datang ke Nganjuk karena dijanjikan akan diberikan uang Rp1 juta untuk uang muka sepeda motor. ''Saya baru kenal satu pekan. Datang ke Nganjuk karena memang akan diberi uang,'' kata Fais ditemui setelah pemeriksaan. Sejak awal bertemu, kata Fais, ia mengaku curiga dengan orang yang menjemputnya. Namun, ia mengabaikannya, hingga saat di perjalanan ia diajak ke warung dan minum es teh. ''Saya sempat merasa aneh dengan minuman saya, pahit rasanya. Tapi, ia (Mujianto, yang saat itu mengaku bernama Feri, yang menjemput Fais, red) meminta saya minum terus, bahkan dibungkus,'' katanya. Ia mengaku, tidak lama setelah minum, tubuhnya lemah dan terus muntah. Ia minta diturunkan di mushalla karena merasa tidak kuat, hingga akhirnya ia terkapar. ''Saya baru sadar ketika sudah di rumah sakit. Sebelumnya, saya muntah dan sudah tidak tahu apa-apa,'' ucap anak kedua dari tiga bersaudara ini. Ia enggan mengaku, jika pernah berhubungan termasuk melakukan hubungan badan dengan Joko, hingga membuat Mujianto cemburu dan nekat hendak menghabisi nyawanya. Ia hanya mengatakan, baru sebentar kenal dengan Joko. Kasus pembiusan terjadi di Kabupaten Nganjuk. Enam orang menjadi korban, termasuk empat di antaranya tewas setelah menenggak racun tikus. Dalam perkembangannya, pelaku mengaku kepada polisi jika ada 15 tempat kejadian perkara. Diperkirakan, korban juga bertambah, seiring dengan pengakuan pelaku. (*)
Berita Terkait
K3 Jatim perkuat silaturahmi warga Kalimantan di Jawa Timur
19 Desember 2025 17:39
Menteri PPPA usul tenda keluarga di lokasi bencana diperbanyak
18 Desember 2025 14:15
JKSN santuni keluarga Al Khoziny dan doa untuk korban banjir Sumatera
18 Desember 2025 08:11
Honda tampilkan STEP WGN e:HEV di pameran "Christmas Wonderland"
17 Desember 2025 17:04
DLU Holding gelar khitan massal untuk anak keluarga kurang mampu
17 Desember 2025 11:18
Kemenag Jatim lakukan tes DNA keluarga jamaah haji ghoib
16 Desember 2025 19:27
Gubernur Jatim perkuat layanan KUA demi wujudkan ketahanan keluarga
14 Desember 2025 18:45
