Surabaya (ANTARA) - Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Airlangga Surabaya Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya menjadi pemimpin transformatif kepada mahasiswa pascasarjana kampus setempat.
"Menciptakan transformasi menurutnya bisa dilakukan jika seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk menemukan equilibrium dinamic di tengah dinamika yang ada di lingkungannya," kata Khofifah saat menjadi narasumber dalam Pascasarjana Unair bertajuk "Deep Talks! Menjadi Kepala Daerah Idaman 2024" di kampus setempat, Sabtu.
Dengan terwujudnya keseimbangan baru itu, akan mampu menciptakan suasana transformatif yang kondusif dan produktif.
"Di setiap rapat bersama kepala organisasi perangkat daerah (OPD), saat bicara bersama kepala ormas-ormas atau forum yang mengundang saya, saya selalu mengajak mereka untuk menjadi transformational leader. Karena kita memang hidup dalam era yang begitu dinamis," kata Khofifah.
Maka, kondisi mencapai equilibrium dinamic itu penting. Hal itu, katanya, butuh perspektif dan butuh daya rekat di antara semuanya agar timbul rasa saling memahami, saling percaya dan saling menghormati.
Equilibrium dinamic tersebut, lanjutnya, sangat dibutuhkan, terutama agar tercipta kerja sama yang harmoni dengan semua lini. Hal itu penting dibangun agar terjadi kesepahaman, persamaan persepsi, dan juga kesamaan visi.
Untuk mewujudkannya tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang saja. Melainkan pemimpin harus membentuk superteam.
“Tidak bisa kerja sendiri-sendiri, harus dibangun superteam. Misalnya, di sektor pertanian ada superteam sendiri, kemudian di sektor peternakan ada sendiri, dan seterusnya. Mereka harus sama-sama membangun kolaborasi yang substantif,” ujarnya.
Pada seluruh mahasiswa pascasarjana, Ketua Umum PP Muslimat NU ini menjelaskan bahwa selama memimpin Jawa Timur ia sering turun ke lapangan bersama dengan para frontliner di sektor layanan publik.
Ia turun langsung mengecek bagaimana layanan publik dijalankan. Misalnya, layanan pajak kendaraan di Samsat maupun di kantor pelayanan perizinan dan investasi.
"Selalu saya mencoba untuk tanya mereka dan juga melihat data. Kan di sana juga ada indikator kepuasan layanan, apakah masyarakat puas atau tidak, tidak puasnya karena apa selalu saya lihat untuk perbaikan ke depan. Alhamdulillah Samsat kita indeks kepuasannya sampai 97 persen lebih," ujar Gubernur Jatim periode 2019-2024 itu.
Tak hanya di bidang pajak kendaraan saja, Khofifah juga menerapkan kontrol yang sama di sektor layanan yang lain seperti bidang perhubungan. Pihaknya menegaskan bahwa untuk layanan jalan provinsi yang mengalami kerusakan, harus diselesaikan 1 kali 24 jam.
Hal itu menjadikan transformasi layanan publik yang cukup signifikan untuk mewujudkan kelayakan jalan yang berada di bawah kewenangan provinsi. Mengingat ada jalan nasional dan jalan kabupaten.