BPBD Sumenep Ajukan Tambahan Bantuan Tanggap Darurat
Sabtu, 11 Februari 2012 11:39 WIB
Sumenep - Pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumenep mengajukan permohonan tambahan stok bantuan tanggap darurat kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Syaiful Arifin, Sabtu, menjelaskan, sesuai hasil koordinasi dengan pimpinan Dinas Sosial setempat, ratusan korban bencana alam yang terjadi pada akhir Desember 2011 hingga Januari 2012 belum mendapat bantuan.
"Sesuai berkas yang kami terima dari pimpinan Dinas Sosial Sumenep, sebanyak 178 korban bencana alam tersebut belum menerima bantuan tanggap darurat. Oleh karena itu, kami mengajukan permohonan tambahan stok bantuan tanggap darurat kepada BPBD Jawa Timur guna disalurkan kepada mereka," katanya di Sumenep.
Bantuan tanggap darurat itu berupa sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, makanan siap saji, dan penambah vitamin.
"BPBD di Sumenep baru terbentuk dan efektif bekerja sejak 2 Februari 2012. Makanya, kami berkoordinasi dengan pimpinan Dinas Sosial Sumenep yang sebelumnya merupakan pihak terkait dalam penyaluran bantuan bagi korban bencana alam," ujarnya.
Dari hasil koordinasi tersebut, kata dia, diketahui ratusan korban bencana alam yang terjadi pada akhir Desember 2011 hingga Januari 2012 belum mendapat bantuan.
"Bencana alam yang terjadi di Sumenep dan menimpa warga itu berupa angin puting beliung, angin kencang, gelombang besar, dan tersambar petir," ucapnya.
Syaiful juga mengemukakan, untuk sementara pihaknya baru menyalurkan bantuan tanggap darurat dan uang tunai kepada korban bencana alam berupa hujan deras disertai angin kencang di sejumlah desa di Kecamatan Ambunten dan Dasuk yang terjadi pada 3 Februari 2012.
"Penyaluran bantuan yang kami lakukan kepada korban bencana alam di Ambunten dan Dasuk adalah aksi perdana BPBD Sumenep sejak terbentuk pada 2 Februari," katanya.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Ambunten dan Dasuk pada 3 Februari 2012 mengakibatkan rumah milik 19 warga setempat rusak.
Bahkan, salah seorang warga Desa Campor Barat, Ambunten, Hosna, meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bagian atas rumahnya yang ambruk. (*)