Pamekasan (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Pemkab Pamekasan, Jawa Timur terus menggandeng sejumlah pihak untuk menggelar pelatihan tentang teknik mencegah dan menanggulangi kebakaran, menyusul seringnya terjadi kebakaran sejak musim kemarau ini.
Salah satunya, seperti pelatihan yang digelar di PT Tunas Artha Gardatama (TAG) Cabang Pamekasan, yakni salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa keamanan yang terletak di Jalan Raya Ceguk, Pamekasan, Rabu.
"Pelatihan yang kami sampaikan tadi berupa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan simulasi secara langsung tentang pemadaman kebakaran baik dalam skala kecil, maupun skala besar," kata Kepala Seksi Operasi Pemadam Kebakaran Pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Pemkab Pamekasan Zainuddin, di Pamekasan, Rabu malam.
Ia lebih lanjut menjelaskan, pada pelatihan itu, tim pemadam Satpol-PP Pemkab Pamekasan menyampaikan dua materi pokok, yakni tentang penanggulangan bencana kebakaran dan simulasi atau teknik memadamkan kebakaran menggunakan Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan (APAR) serta alat pemadam kebakaran tradisional.
Karyawan di perusahaan itu juga diajari tentang teknik pelaporan melalui Call Centre tim pemadam kebakaran Pamekasan dan teknik koordinasi dengan aparat keamanan terkait, seperti polisi dan TNI.
"Dua hal ini, yakni penguasaan materi kebakaran dan teknik koordinasi merupakan hal penting yang perlu dikuasai agar jika terjadi bencana kebakaran bisa segera cepat teratasi," kata Zainuddin.
Ia lebih lanjut menjelaskan, pelatihan tentang teknik menanggulangi dan mencegah kebakaran dengan sistem jemput bola itu sebagai upaya proaktif Pemkab Pamekasan dalam menekan kasus kejadian kebakaran di kabupaten itu.
Sebab, menurut Zainuddin, sejak memasuki musim kemarau, musibah kebakaran sering terjadi di Pamekasan.
"Hari ini saja ada dua kejadian kebakaran yang ditangani petugas pemadam kebakaran di Pamekasan, yakni di Kelurahan Kowel, Kecamatan Pamekasan dan di Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Pamekasan.
Di Kelurahan Kowel, kebakaran terjadi pada lahan bambu, pada Rabu siang sekitar pukul 12.00 WIB, sedangkan di Desa Trasak, pada lahan pertanian pada sekitar pukul 16.00 WIB.
Menurut Kasi Operasi Damkar Zainuddin, penyebab kebakaran yang terjadi di dua lokasi itu, karena ulah manusia, yakni melakukan pembakaran sampah, lalu ditinggal begitu saja, sehingga api membesar dan hendak membakar rumah penduduk yang ada di sekitar lokasi kejadian.
"Karena itu, selain perlu menggencarkan teknik pelatihan, kami juga perlu menyadarkan masyarakat tentang antisipasi kebakaran melalui sosialisasi sehingga mereka sadar dan tidak mudah melakukan pembakaran yang berpotensi menimbulkan kerugian," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data Pemkab Pamekasan hingga 20 Agustus 2024, musibah kebakaran yang terjadi di Pamekasan selama kemarau ini tercatat sebanyak 20 kejadian, terdiri dari 15 kejadian berupa kebakaran lahan, sedangkan lima kejadian lainnya berupa kebakaran bangunan atau tempat tinggal.
Kasus meningkat, Satpol PP Pamekasan gencarkan pelatihan penanggulangan kebakaran
Rabu, 21 Agustus 2024 19:27 WIB