Surabaya (ANTARA) - Asisten Pelatih Persebaya Surabaya Uston Nawawi menilai penyelesaian akhir menjadi salah satu kendala utama yang menyebabkan timnya kembali gagal meraih poin penuh saat menjamu Semen Padang dengan skor imbang 1-1.
“Ya, lagi-lagi itu (penyelesaian akhir). Kami akan evaluasi dan perbaiki dalam latihan. Sudah tiga kali imbang, jadi kami akan fokus lagi untuk meraih poin penuh di dua laga terakhir,” kata Uston saat konferensi pers usai pertandingan (AMPC), di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Minggu malam.
Meski kecewa dengan hasil imbang, Uston tetap mengapresiasi kerja keras seluruh pemain yang tampil maksimal dalam laga pekan ke-32 Liga 1 itu.
Menurutnya, seluruh elemen tim telah berusaha keras baik dalam sesi latihan maupun saat pertandingan berlangsung. Ia juga menekankan bahwa semua pihak memiliki keinginan kuat untuk menang, terlebih ketika bermain di kandang sendiri.
Baca juga: Liga 1: Persebaya gagal raih poin penuh usai ditahan Semen Padang 1-1
“Semua ingin menang, tidak ada yang ingin kalah. Apalagi ini di rumah kami sendiri,” ucap mantan gelandang tim nasional tersebut.
Menanggapi keputusan wasit yang menganulir gol Dejan Tumbas karena dianggap offside, Uston enggan memperpanjang perdebatan dan menyerahkan sepenuhnya pada teknologi Video Assistant Referee (VAR).
“Saya tidak mau komentar soal wasit. VAR menyatakan offside, dan kita bisa apa,” kata Uston.
Sementara itu, kapten tim Persebaya Bruno Moreira turut mengakui bahwa laga berlangsung sulit, terutama di babak pertama akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung.
“Pertandingan sulit, terutama di awal karena hujan. Tapi kami tetap berusaha untuk meraih tiga poin. Semua orang kecewa karena bermain di kandang, tapi tidak bisa menang,” kata Bruno.
Baca juga: Liga 1: Hadapi Persebaya, Semen Padang target tiga poin untuk bertahan di Liga 1
Ia menekankan pentingnya evaluasi, mengingat timnya kembali gagal memanfaatkan sejumlah peluang yang diciptakan menjadi gol. Hal tersebut, menurutnya, tidak boleh terulang di dua pertandingan tersisa.
“Kami kehilangan banyak peluang, dan itu tidak boleh sering terjadi. Kami tahu kadang hal itu bisa terjadi, tapi tidak boleh menjadi kebiasaan,” kata pemain asal Brasil tersebut.
Bruno juga menyatakan bahwa meskipun cuaca sempat mengganggu ritme permainan, hal itu bukan alasan utama kegagalan tim.
“Kami adalah pemain profesional, jadi harus siap dalam segala situasi. Malangnya, kami tidak bisa memaksimalkan setiap peluang yang ada,” tuturnya.