Dinkes Kediri Aktifkan Kader Jumantik Sekolah
Kamis, 19 Januari 2012 7:31 WIB
Kediri - Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, mengaktifkan kader juru pemantik (jumantik) di lingkungan sekolah guna mengantisipasi berjangkitnya penyakit demam berdarah di kalangan para siswa.
"Biasanya, nyamuk "Aedes Aegypti" itu menyerang pagi hari, sampai sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, tentunya anak-anak sedang belajar di sekolah. Biasanya, kalau di lingkungan sekolah, anak-anak sudah konsentrasi untuk belajar, jadi dengan mengaktifkan kader jumantik ada yang memperhatikan lingkungan dan mengajak rekannya," kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Etik Siti Rahayu di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan, partisipasi para kader jumantik, terutama di tingkat sekolah sangat penting. Mereka bisa mengajak anak-anak yang belajar di sekolah tersebut untuk mengadakan kegiatan kerja bakti, seperti Jumat bersih.
Dengan membersihkan lingkungan, serta membersihkan alat-alat yang dapat menampung air, tentunya bisa mengurangi risiko penularan penyakit demam berdarah yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
"Nyamuk itu hidup di tempat yang airnya jernih. Jika jentik nyamuk dibuang ke selokan atau yang berhubungan dengan tanah langsung, jentik nyamuk mati. Untuk itu, kami gerakkan mereka selalu melakukan kerja bakti," ucapnya.
Sampai saat ini, lanjut Etik, jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Kediri mencapai 11 orang. Jumlah itu lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pada bulan yang sama, yaitu Januari 2010 mencapai 175 penderita dengan meninggal satu orang, Januari 2011 mencapai 21 penderita dengan seorang meninggal dunia.
Secara keseluruhan, jumlah kasus yang terjadi pada 2010 adalah 818 kasus dengan delapan di antaranya meninggal dunia, dan pada 2011 mencapai 63 kasus dengan dua di antaranya meninggal dunia.
Selain mengaktifkan kader jumantik di tingkat sekolah, Etik mengatakan juga selalu koordinasi dengan mengaktifkan kader jumantik di tingkat RW. Setiap daerah di tingkat RW selalu dipantau oleh seorang kader jumantik. Tugasnya juga sama, mengimbau dan meminta partisipasi warga untuk menjaga kebersihan, mengantisipasi serangan nyamuk demam berdarah.
Tentang daerah endemis demam berdarah, Etik mengatakan di kabupaten ada 36 kecamatan, dimana 28 di antaranya adalah daerah endemis demam berdarah. Terdapat delapan kecamatan yang bukan daerah endemis, di antaranya Kecamatan Banyakan, Kayen Kidul, Kandat, dan sejumlah daerah lainnya.
Ia berharap, musim hujan tahun ini, serangan demam berdarah tidak terlalu banyak, terlebih lagi pasien yang meninggal dunia. (*)