Surabaya (ANTARA) - Khofifah Indar Parawansa menyebut peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada tanggal 24 Juli 2024 harus dimaknai sebagai momentum untuk mengingat kembali kebaya sebagai busana nasional.
Khofifah dalam keterangan di Surabaya, Jawa Timur Rabu mengatakan kebaya juga menunjukkan identitas bangsa sebagai perekat, bersifat lintas etnis dan berkembang menjadi aset budaya sehingga perlu dijaga, dirawat dan dilestarikan keberadaannya.
"Saya mengajak masyarakat untuk terus menjaga, merawat serta melestarikan keberadaan kebaya sebagai busana nasional," kata Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan bahwa peringatan hari kebaya sebagai warisan budaya tak benda dunia juga mampu memberikan literasi tentang filosofi kebaya serta menunjukkan perilaku sosial perempuan Indonesia.
"Peringatan hari kebaya menumbuhkan nasionalisme melalui unsur estetika serta etika perempuan dalam berbusana," ujar dia.
Menurut Khofifah, pengusulan hari kebaya nasional tidak mudah. Dibutuhkan landasan serta kajian ilmiah hingga tahapan menentukan pihak yang akan menjadi pemrakarsanya.
Dikutip dari laman resmi Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta, sejarah awal penetapan Hari Kebaya Nasional berasal dari ide Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia. Selanjutnya, ide tersebut disetujui oleh Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Dari terbentuknya wacana tersebut diadakan Rapat Koordinasi Pengusulan Hari Berkebaya Nasional secara daring pada Kamis (3/6/2021). Kemudian, Kementerian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan jika kebaya tidak bersifat kedaerahan dan terdapat di seluruh penjuru nusantara.
Setelah melalui tahapan yang cukup panjang, tanggal 24 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional yang termuat dalam Keppres Nomor 19 Tahun 2023.
"Selamat Hari Kebaya Nasional Pertama Tahun 2024. Bagi perempuan Indonesia, mari bersama melestarikan dan bangga menggunakan kebaya sebagai busana nasional," ujarnya.