Jakarta (ANTARA) - Koleksi kebaya mendiang istri dari Presiden ke-2 Soeharto, Raden Ayu Siti Hartina atau yang akrab disapa Tien Soeharto bakal ditampilkan pada peringatan Hari Kebaya Nasional (HKN) 2024 yang akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta pada 24 Juli mendatang.
“Sebanyak delapan kebaya legendaris koleksi Ibu Tien akan ditampilkan. Kowani sudah melakukan audiensi dengan anaknya yakni Ibu Titiek Soeharto. Beliau sangat mengapresiasi pelaksanaan Hari Kebaya Nasional yang akan diselenggarakan untuk pertama kalinya ini,” kata Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Giwo menuturkan delapan kebaya yang akan ditampilkan tersebut, merupakan kebaya model kutu baru yang dipasangkan dengan kain wiron, sebuah kain batik yang salah satu ujungnya dilipat-lipat seperti kipas.
Koleksi kebaya dan kain tersebut nantinya akan dipasang di manekin, sehingga pengunjung dapat berfoto bersama dengan kebaya koleksi Ibu Tien Soeharto.
Baca juga: Komunitas Kebaya Menari perkenalkan kebaya ke dunia lewat misi budaya
Giwo menjelaskan dipamerkannya kedelapan kebaya tersebut merupakan bentuk kekaguman Titiek Soeharto akan adanya penyelenggaraan Hari Kebaya Nasional.
Alasan lainnya yakni adanya peran Ibu Tien Soeharto yang semasa hidupnya juga dikenal sebagai perempuan Indonesia yang mencintai kebaya secara konsisten karena selalu mengenakannya dalam berbagai kegiatan.
“Bahkan semasa menyandang status sebagai ibu negara, Tien Soeharto juga tetap konsisten menggunakan kebaya baik pada acara resmi kenegaraan dan acara lainnya,” katanya.
Peringatan Hari Kebaya Nasional 2024 dirayakan berdasarkan aturan yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional. Hal tersebut dijadikan sebagai upaya sinergitas bagi perempuan Indonesia dan Asia Tenggara dalam mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda melalui joint nomination ke UNESCO.
Dengan mengusung tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya”, Kowani bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, komunitas kebaya, media massa, dan berbagai mitra berupaya untuk memperkenalkan dan menggaungkan kembali kebaya sebagai bagian dan sejarah perjuangan para perempuan Indonesia.
Tujuan lainnya adalah meningkatkan wujud cinta, bangga pada identitas bangsa dan tanah air, melestarikan warisan budaya dengan menjadikan kebaya sebagai salah satu wadah kreativitas tanpa menghilangkan nilai pakem dari kebaya, serta menjadikan kebaya sebagai busana wanita yang dipakai dalam berbagai acara.