Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menunjuk DR. HM. Sudjak, M.Ag., menjadi Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) periode 2024-2029.
Susunan baru BPP MAS periode 2024-2029 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomer 100.3.3.1/215/KPTS/013/2024 tentang Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya periode tahun 2024-2029 itu dibacakan Ketua BPP MAS DR. HM. Sudjak dalam Taaruf di Ruang Utama Masjid Al Akbar Surabaya, Senin.
Berdasarkan keputusan tersebut, posisi Dewan Pembina BPP MAS 2024-2029 dijabat oleh HM. Arum Sabil, SP, SH. Pembina lainnya dari pimpinan MUI Jatim, PW NU Jatim, dan PW Muhammadiyah.
Selain Imam Besar (tiga orang), untuk Badan Pelaksana adalah DR. HM. Sudjak, M.Ag., (Ketua), H. Helmy M. Noor (Sekretaris), H. Soedarto (Bendahara), HM. Ghofirin, M.Pd., (Bidang Imarah), Drs. H. Ahsanul Haq, M.Pd.I (Bidang Ijtimaiyah), Prof. DR. HA. Muhibbin Zuhri, M.Ag., (Bidang Tarbiyah), dan DR. HM. Koderi Hw, MT., (Bidang Riayah).
Dalam taaruf BPP MAS 2024-2029 yang dihadiri jajaran Biro Kesra Pemprov Jatim itu, ketiga Imam Besar MAS yakni Prof. DR. KHM. Ridlwan Nasir, MA., Prof. DR. KH. Moh Ali Azis M.Ag., dan KH. Abdul Hamid Abdullah, SH., MSi., menyampaikan pesan agar BPP MAS periode 2024-2029 meningkatkan layanan kepada jamaah.
"Pelayanan yang plus ditingkatkan, sedangkan pelayanan yang minus dibuat plus, kemudian pengurus juga solid dalam mewujudkan pelayanan itu," kata Prof. Ridlwan Nasir dalam pesan dan harapannya.
Sementara itu, HM. Arum Sabil, SP, SH sebagai anggota Dewan Pembina BPP MAS 2024-2029 mengharapkan soliditas pengurus diwujudkan melalui silaturahmi berkala.
"Bukan hanya taaruf saja, tetapi silaturahmi ini dijadikan momen berkala," katanya.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) mulai digagas pada tanggal 4 Agustus 1995 oleh Mantan Wali Kota Surabaya Soenarto Soemoprawiro (Cak Narto), lalu pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Wapres Try Sutrisno pada 8 Agustus 1995, namun kemudian terhenti oleh krisis moneter.
Pada tahun 1999, MAS kembali dibangun hingga akhirnya diresmikan oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2000 (Hari Pahlawan), namun pembangunannya selesai secara keseluruhan dalam selang setahun pada tahun 2001.
MAS dibangun dengan konsep "Islamic Center", karena itu MAS sejak awal memang didorong untuk berperan multidimensi (Rahmatan lil Alamin), mulai peran religius, edukasi, lingkungan/green, wisata hingga peran kultural, terutama peran terhadap GenZI (Generasi Z Islami), meski tidak meninggalkan peran dari generasi perintis.
Hingga kini, MAS memiliki Jamaah Muslim Dewasa yang tergabung dalam Jamaah Tartil Bakda Subuh (JTBS) yang berkegiatan sejak 1999, dan Jamaah Muslimah yang tergabung dalam Pengajian Muslimah Al-Akbar (Pengamal) yang berkegiatan sejak 2001, serta Jamaah GenZI (Generasi Z Islami) yang berkegiatan sejak 2020 dan membentuk komunitas MSG (Majelis Subuh GenZI) sejak Juni 2023 dengan tiga program (GenZI Dakwah, GenZI Digital, dan GenZI Entrepreneur).