Surabaya (ANTARA) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa meminta kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) aktif mengawal kinerja pemerintah agar langkah pembangunan bangsa tetap berjalan sesuai cita-cita rakyat.
"Kami ingin agar PMII bersama elemen lain turut ambil peran dalam percepatan menyambut Indonesia Emas. Ini penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa dengan anak muda di garda terdepan," kata Khofifah dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, pola kontrol atau pengawasan terhadap pemerintah bisa dilakukan dengan membangun komunikasi dua arah, salah satunya melalui dialog yang melibatkan antara pengurus PMII dan para petinggi negara.
Khofifah menyebut melalui pola tersebut harmonisasi hubungan antara organisasi mahasiswa dan pemerintah bisa terbentuk. Langkah pengawasan terhadap kebijakan pun bisa dilakukan secara optimal.
"Bagi Indonesia organisasi adalah modal sosial yang termasuk di dalamnya adalah organisasi ekstra kampus," ujar Gubernur Jatim periode 2019-2024 tersebut.
Tak hanya itu, dia juga mendorong PMII untuk memperkuat hubungan dengan organisasi lainnya di Indonesia, seperti HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, KAMMI, dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
"Organisasi-organisasi ini adalah wadah yang mengasah lahirnya calon pemimpin, maka penting bagaimana membuat gerakan lebih kualitatif dan berdampak pada penguatan kepemimpinan," ucapnya.
Ketua Cabang PMII Surabaya tahun 1989 tersebut menyebut bahwa organisasi kemahasiswaan juga menjadi tempat menggodok para calon pemimpin masa depan bangsa.
Karena itu, lanjut dia, mengawasi kebijakan pemerintah menjadi sarana mematangkan kemampuan dan nalar kritis.
"Pada akhirnya PMII bersama ekstra kampus lainnya ke depan akan mampu menghasilkan seorang pemimpin yang membawa kebaikan, baik kancah regional, nasional maupun global," ucap Majelis Pembina Nasional PB PMII tersebut.
Sementara itu, Ketua PMII Jawa Timur Baijuri menyampaikan komitmen utama yang terus dibawa adalah menghadirkan kebermanfaatan bagi seluruh masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kata dia, yang dibutuhkan adalah kematangan kualitas sumber daya manusia, termasuk mental dan kematangan pola pikir dari setiap kader PMII.
"Kami optimistis ada banyak sektor yang bisa kita tangani, bahkan tidak hanya di ruang politik tapi juga di lingkup profesional maupun wirausaha," kata Baijuri.