Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Juliana Evawati meminta kepada para orang tua untuk memperketat pengawasan kepada anak-anaknya agar tidak terlibat dalam kegiatan perang sarung yang marak terjadi saat malam hari di bulan Ramadhan.
"Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab agar anak-anaknya tidak ikut-ikutan perang sarung, kemudian balap sepeda," kata Jeje, sapaan akrab Juliana, di Surabaya, Rabu.
Jeje menyebut sebagai upaya pencegahan, maka setiap anak diberikan pemahaman mengenai dampak berbahaya yang bisa ditimbulkan dari kegiatan tersebut, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Jika tak dicegah sedini mungkin, maka dikhawatirkan rutinitas yang dilakukan saat ini bisa berpengaruh tumbuh kembang anak.
"Saat ini Ramadhan, orang tua membimbing anak-anaknya supaya lebih melakukan kegiatan keagamaan," ucapnya.
Oleh karena itu, Jeje menyatakan orang tua harus sebisa mungkin membangun ikatan hubungan kedekatan dan rasa saling percaya, sembari menjalankan fungsi kontrol pada anak-anaknya.
"Seluruh Orang tua dimana saja alangkah baiknya saat Ramadhan memberikan arahan kepada anak-anaknya untuk lebih memprioritaskan menimba ilmu agama. Peran orang tua berpengaruh pada tumbuh kembang anak," ujarnya.
Sementara, anggota DPRD Kota Surabaya ini juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat turut berperan aktif melakukan pengawasan untuk mencegah munculnya aktivitas perang sarung maupun balap sepeda di masing-masing lingkungan tempat tinggalnya.
"Lingkungan yang sehat secara sosial membantu pembentukan karakter anak-anak," ucap dia.
Para pengurus RT/RW dimintanya berkoordinasi dengan jajaran kecamatan dan kelurahan untuk melakukan pengawasan wilayah.
"Prinsipnya lebih baik mencegah ketimbang mengobati. Pencegahan maksudnya bagaimana masyarakat dan pemerintah mengarahkan anak-anak agar melaksanakan kegiatan yang positif," kata Jeje.
DPRD Surabaya minta orang tua awasi anak cegah terlibat perang sarung
Rabu, 20 Maret 2024 16:44 WIB
Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab agar anak-anaknya tidak ikut-ikutan perang sarung, kemudian balap sepeda