Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengimbau nelayan di daerah itu agar mewaspadai gelombang tinggi hingga empat meter yang berpotensi terjadi pada 14-17 Maret merujuk rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Kami imbau para nelayan, termasuk yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada," kata Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Jumat.
Dalam pernyataannya, Triadi menyarankan agar nelayan sementara tidak melaut.
Hal ini mengingat risiko dan hambatan berlayar melawan arus laut yang diiringi fenomena gelombang pasang dalam beberapa hari ke depan.
Saat ini, menurut dia, fenomena air pasang disertai gelombang tinggi telah menyebabkan banjir rob di hampir semua kawasan pesisir selatan Kabupaten Trenggalek.
Banyak objek wisata rusak dan kios/warung di objek-objek wisata porak-poranda.
Baca juga: Petugas pangkas pohon di Trenggalek antisipasi cuaca ekstrem
Ia mengatakan banjir rob telah membuat hampir semua aktivitas nelayan dan warga pesisir terganggu.
Baca juga: Petugas pangkas pohon di Trenggalek antisipasi cuaca ekstrem
Ia mengatakan banjir rob telah membuat hampir semua aktivitas nelayan dan warga pesisir terganggu.
"Kondisi ini juga termasuk wilayah perairan Trenggalek. Kemarin, Pantai Konang terjadi banjir rob hingga merusak beberapa kios atau warung milik warga di sekitar bibir pantai," ujarnya.
Berkaca dari fenomena itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi berkala bersama petugas gabungan.
Langkah itu dilakukan untuk meminimalisir insiden kecelakaan laut seiring potensi gelombang tinggi yang melanda wilayah selatan Jawa.
"Kami terus lakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok nelayan untuk selalu berhati-hati dan melengkapi standar keamanan melaut seperti memakai pelampung," kata Kapolairud Prigi Trenggalek Aipda Maryanto.
Ia juga mendorong seluruh nelayan untuk selalu berkomunikasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Prigi saat melaut.
Ia juga mendorong seluruh nelayan untuk selalu berkomunikasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Prigi saat melaut.
Selain soal legalitas pencarian ikan, langkah itu untuk meminimalisir terjadinya insiden kecelakaan laut.
"Kalau kapal besar 30 GT ke atas pasti lewat situ. Kalau yang kapal-kapal kecil belum tentu, karena ada yang berangkat dari Pantai Cengkrong Pantai Karanggongso, tidak satu pintu," katanya.
Selain itu, Polairud Prigi juga meminta wisatawan agar selalu berhati-hati dan waspada dan sementara waktu agar tidak berenang.
Ia bakal terus melakukan patroli berkala dan memberikan himbauan kepada masyarakat agar selalu berhati-hati.
"Kemudian memantau informasi cuaca yang disampaikan pemerintah secara berkala sehingga antisipasi dini bisa dilakukan," katanya.