Trenggalek (ANTARA) - Petugas gabungan di Kabupaten Trenggalek melakukan gerakan pemotongan pohon di sepanjang jalan nasional guna mengantisipasi cuaca ekstrem dalam satu hingga dua pekan ke depan.
"Ya, hari ini kami bersama jajaran Dishub, BBPJN, Perhutani dan TNI/Polri melakukan pemotongan dan perampingan sejumlah pohon yang dinilai membahayakan pengguna jalan," kata Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Kamis.
Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari hasil koordinasi dengan sejumlah pihak, seperti TNI-POLRI, BBPJN hingga Perum Perhutani, karena ada sejumlah pohon di wilayah jalan nasional yang dinilai rawan tumbang saat turun hujan deras.
Titik rawan yang menjadi atensi petugas gabungan terutama di jalan nasional Trenggalek-Ponorogo, tepatnya di titik ruas Desa Pucanganak dan Desa Nglongsor Kecamatan Tugu.
Eksekusi itu dilakukan karena pohon-pohon itu dinilai membahayakan pengguna jalan seiring curah hujan disertai angin kencang yang kerap melanda wilayah Trenggalek.
"Ada beberapa pohon yang dilakukan pemotongan hingga pemangkasan, menyesuaikan tingkat kerawanan. Seperti misalnya dua pohon imbo diameter sekitar 60 centimeter tinggi 12 meter dilakukan pemotongan dan satu dahan asem yang membahayakan. Kemudian tim juga melakukan pemangkasan tiga pohon trembesi dan satu pohon asem londo," katanya.
Langkah itu dilakukan agar tidak ada lagi pohon tumbang hingga merenggut korban jiwa seperti yang terjadi beberapa waktu sebelumnya.
Sebab, Trenggalek berpotensi dilanda cuaca ekstrem merujuk siaran pers BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo.
"Potensi cuaca ekstrem itu berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung hingga hujan es," ujarnya.
Dalam rilis itu disebutkan saat ini wilayah Jawa Timur berada pada fase peralihan dan akhir musim hujan.
Suhu muka laut di perairan yang hangat, pola pertemuan angin dan belokan angin di wilayah Jawa Timur, serta didukung dengan kondisi atmosfer yang labil dan lembap mulai lapisan bawah hingga atas menyebabkan penumpukan udara basah sehingga terbentuk awan-awan yang konvektif masif terbentuk di Jawa Timur.