Surabaya (ANTARA) - Konsul Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi mengharapkan hubungan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur semakin meningkat seiring kemungkinan permintaan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT).
"Sekarang kami mencari kemungkinan, apakah ada proyek ekonomi yang besar dan juga kami mencari kemungkinan untuk membantu pembangunan MRT juga seperti apa yang telah disebut oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur," ucapnya saat ditemui usai merayakan Hari Ulang Tahun Sri Baginda Kaisar Jepang Naruhito yang ke-64 di Surabaya, Rabu.
Namun, lanjutnya, permintaan pembangunan MRT tersebut masih ditahap penjajakan dan diharapkan bisa terlaksana.
"Kami belum tahu juga, ini masih tahap menjajaki, atau apa muncul lagi kemungkinannya, tapi mudah-mudahan terjadi dan terwujud kerja samanya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga ingin terus mempromosikan pariwisata Jepang di Indonesia khususnya Jawa Timur untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing.
"Di samping budaya, kami juga ingin mempromosikan pariwisata, karena sekarang banyak sekali orang Indonesia berangkat ke Jepang untuk tujuan wisata, bekerja atau studi. Kami lebih ingin meningkatkan jumlahnya dan ingin fasilitasi mereka yang ingin berangkat ke Jepang," ujarnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyatakan bahwa kerja sama selama ini dengan Jepang sudah bagus, salah satunya di bidang investasi.
"Kami rencanakan yang sudah berjalan sebetulnya yang visibility untuk yang KRL atau MRT, itu sudah masuk dan kami sedang membicarakan dengan Bappenas," ucapnya.
Namun, pihaknya belum bisa menentukan karena ada dua penawaran untuk pembangunan MRT di Jawa Timur.
Namun yang lebih penting, kata Adhy, ada hal yang tertunda dan seharusnya sudah bisa dilakukan, yakni misi dagang ke Jepang.
"Memang sudah kami persiapkan semua itu dan banyak sekali produk Jawa Timur yang bisa diserap di sana," katanya.
Selain itu, pihaknya juga ingin belajar mengenai disaster manajemen, khususnya kesiapsiagaan bencana di Tokyo dan Osaka.
"Sudah teranggarkan, kami ingin belajar mengenai disaster manajemen khususnya kesiapsiagaan bencana di Tokyo dan Osaka sekaligus mengisi MoU. Saya kira itu paling dekat yang kami inginkan," ujarnya.
Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga berkeinginan membawa teknologi, pendidikan dan animasi di Jepang agar dapat diterapkan di wilayahnya.
"Kami ingin bawa teknologi, pendidikan juga diterapkan di Indonesia atau di Jawa timur dan kemudian ada film animasi yang memang kualitasnya bagus yang kami akan hubungkan dengan KEK Singhasari," ujar Adhy.