Madiun (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), mengonfirmasi sebanyak 19 Calon Jamaah Haji (CJH) yang masuk jadwal keberangkatan haji tahun ini tidak lulus pemeriksaan kesehatan karena diabetes.
"Dari 220 calon jamaah, sebanyak 201 di antaranya sudah berstatus istithaah kesehatan. Sedangkan, 19 orang lainnya masih berstatus istithaah kesehatan sementara," ujar Kepala Sub Koordinator Pengelolaan Pelayanan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, Tri Wahyuning Novitasari, Rabu.
Menurutnya, belasan JCH yang berstatus istithaah kesehatan sementara itu kebanyakan karena diabetes. Hal itu terlihat dari hasil pemeriksaan HbA1c yang masih tinggi.
HbA1c merupakan pemeriksaan secara akurat dan tepat dalam mengukur kadar gula darah kronis serta berkorelasi positif dengan terjadinya risiko komplikasi diabetes. Karena itu belasan JCH tersebut masih akan dilakukan pengobatan lanjutan.
"Jadi nanti kami berikan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan. Rujukannya sesuai dengan faskes atau dokter yang dikehendaki. Setelahnya akan kami evaluasi lagi dalam 1-2 bulan ke depan," katanya.
Ia mengungkapkan belasan JCH itu harus aktif menjaga kesehatan, seperti rutin minum obat serta diet gula agar kadar gula darah normal.
"Kondisinya akan kami evaluasi lagi sebelum akhir pelunasan periode kedua pada 26 Maret," katanya.
Sementara Kepala Kantor Kemenag Kota Madiun Ahmad Munir menambahkan penting bagi seluruh CJH untuk menjaga kesehatan, karena 95 persen dari serangkaian ibadah haji berupa kegiatan fisik.
"Jamaah calon haji wajib berstatus istithaah, yakni, kemampuan CJH dari aspek kesehatan yang meliputi fisik, kognitif, mental, dan ADL (Activity Daily Living). Tak heran CJH wajib melewati serangkaian pemeriksaan kesehatan guna mendapatkan status istithaah tersebut," kata Munir.
Evaluasi akan dilakukan petugas sebelum pelunasan tahap kedua sekitar akhir Maret Sebelum itu kondisi kesehatan 19 JCH tersebut sudah harus lebih baik dan memenuhi standar yang ditentukan. Jika tidak, secara otomatis dinyatakan belum istithaah kesehatan dan belum bisa melaksanakan ibadah haji.
"Ini juga tergantung dari ikhtiar jamaah juga, mulai rutin minum obat, diet gula, dan lain sebagainya. Terus berusaha, berdoa, dan tawakal kepada Allah SWT," tutur dia.