Surabaya (ANTARA) - Perusahaan tambang nasional PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) menargetkan selesainya pembangunan smelter Rotary Klin Electric Furnace (RKEF) line 1 di pabrik bijih nikel Ceria yang berada di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka.
Dalam siaran pers diterima di Surabaya, Kamis, optimisme tersebut disampaikan Presiden Direktur Ceria Abdul Haris Tatang.
“Progres pembangunan line 1 smelter merah putih Ceria di Wolo sejauh ini sesuai jadwal ditetapkan, kami telah berhasil memasang Rotary Klin Shell dengan baik," ujarnya.
Pada akhir 2023, kata dia, progres pembangunan line 1 sudah mencapai 70 persen sehingga Ceria berupaya agar segera difungsikan pada kuartal 3 tahun ini.
"Secara paralel kami juga mempersiapkan pembangunan line 2 yang sesuai rencana kerja Ceria di 2024 ini," ucap Tatang.
Ceria, lanjut dia, kini tengah membangun smelter merah putih sebagai wujud dukungan terhadap program hilirisasi pemerintah guna meningkatkan value komoditi nikel untuk bahan baku pembuatan baterai.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong percepatan penyelesaian sejumlah proyek, di antaranya pembangunan High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas 100.000 ton nikel.
"Ceria konsisten dengan dukungannya terhadap program hilirisasi pemerintah, selain smelter, kami dalam waktu dekat memulai pembangunan HPAL stage 1 serta menyelesaikan converter nickel matte yang sudah beres kontraknya," kata Tatang.
Sementara itu, saat ini pihaknya juga sedang melakukan perekrutan pegawai besar-besaran, terutama untuk kebutuhan operasional, yang mengutamakan pekerja lokal.
"Agar praktik baik yang dilakukan pada proses produksinya memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya di sekitar wilayah kerja Ceria," tutur dia.