Tulungagung - Pemerintah Kabupaten Tulungagung mulai "memermak" (membenahi) kawasan penjahit permak "jeans" dan berbagai jenis pakaian lainnya, yang selama ini dibiarkan menjamur di pinggir-pinggir trotoar jalan Piere Tendean, Kota Tulungagung. "Penataan kawasan itu kami lakukan agar kawasan Ceplok Piring yang selama ini menjadi sentra perajin permak 'jeans' kaki lima tidak terlihat kumuh," ujar Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Mariyani, Rabu. Ia menjamin, pembenahan salah satu sudut kota yang sudah dikenal dengan puluhan penjahit jalanan tersebut tidak akan berdampak penggusuran. Sebaliknya, mereka akan diberi fasilitas semipermanen berupa tenda seragam yang disalurkan melalui program bantuan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat. "Kemarin Bupati sudah berkunjung ke sana dan memastikan rencana penyaluran bantuan tersebut," tandasnya. Dalam kesempatan kunjungan tersebut, lanjut Mariyani, Bupati Heru Tjahjono didampingi Kepala Diskoperindag Supartono dan sejumlah pejabat terkait sempat berdialog dengan para penjahit. Dalam dialog tersebut, Bupati berpesan kepada para perajin yang mangkal di kawasan tersebut agar berkomitmen menjaga kebersihan, ketertiban, serta keindahan lingkungan sekitarnya, terutama setelah tenda-tenda bantuan diberikan. "Keberadaan mereka sudah seperti menjadi ciri khas wajah Kota Tulungagung, karena itu Bupati ingin memberdayakan para penjahit jalanan ini agar memberi dampak 'image' yang lebih positif," tutur Mariyani. Jumlah penjahit kaki lima yang berada di sekitar kawasan Ceplok Piring atau Jalan Piere Tendean sendiri informasinya saat ini telah mencapai 57 orang. Mereka sebelumnya sempat tersebar di beberapa ruas jalan lain sehingga memaksa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat melakukan penertiban, yakni dengan melokalisir tempat usaha mereka di Jalan Piere Tendean. Penggusuran terbatas saat itu memang tidak sampai menimbulkan "gesekan", namun sebagian besar perajin permak sempat mengeluhkan kondisi trotoar yang terlalu sempit dan ketiadaan pohon perdu pinggir jalan sehingga membuat tempat usaha mereka terasa kurang nyaman. Setiap hari, perajin/penjahit kaki lima ini beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Mereka tidak hanya menerima jasa layanan permak jeans dan berbagai jenis pakaian, tetapi juga melayani permintaan jahitan baju baru, maupun perbaikan tas. Pemkab Tulungagung sebelumnya juga telah menyalurkan bantuan mesin jahit sekaligus pelatihan tambahan bagi para perajin permak di daerah tersebut. Kegiatan itu tidak hanya diikuti oleh para penjahit permak di kawasan Cepolok Piring, tetapi juga melibatkan puluhan peserta dari 15 desa/kelurahan se-Kabupaten Tulungagung, terutama di lingkungan sekitar kota. (*)
Pemkab Tulungagung "Permak" Kawasan Penjahit Permak "Jeans"
Rabu, 9 November 2011 8:58 WIB
