Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat pasien usia sekolah mendominasi kasus penyakit demam berdarah yang dirawat di sejumlah rumah sakit wilayah setempat.
Data Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun menyebutkan, memasuki musim hujan, kasus demam berdarah (DB) mengalami lonjakan, di mana selama bulan Januari hingga 30 November 2023, tercatat 132 pasien terjangkit DB dengan kasus kematian 1 orang.
"Dari 132 pasien tersebut, sebanyak 65,13 persen di antaranya adalah anak usia sekolah. Baik tingkat SD hingga SMA sederajat," ujar Sekda Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto dalam keterangannya, Rabu.
Adapun sebaran pasien terbanyak ada di Kecamatan Taman, yakni 50 kasus. Sedangkan, di Kecamatan Kartoharjo ada 46 kasus dan Manguharjo 36 kasus.
Berdasarkan data yang dihimpun Pemkot Madiun, kasus DB selama 2023 sempat meninggi pada musim hujan Januari - Maret. Kemudian, kasus melandai pada musim kemarau April - Oktober. Lonjakan kasus kembali terjadi seiring datangnya musim hujan November - Desember.
Baca juga: Pemerintah Kota Madiun raih penghargaan SAKIP predikat A
Untuk itu, Pemkot Madiun mengajak masyarakat agar menggalakkan kembali program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Guna menggerakkan kegiatan PSN, Sekretariat Daerah Kota Madiun telah mengeluarkan surat resmi perihal kewaspadaan dini pengendalian DB di Kota Madiun yang ditandatangani oleh Sekda Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto pada 1 Desember 2023.
"Waspada terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di sekitar lingkungan kerja, sekolah, maupun rumah," katanya.
Soeko mengimbau pengaktifan kembali juru pemantau jentik rumah, juru pemantau jentik kantor, maupun kader PSN sekolah untuk selalu memperhatikan tempat penampungan air. Serta, terus memberikan sosialisasi pencegahan DB di lingkungan masyarakat maupun sekolah.
Lebih lanjut, ia juga meminta masyarakat menyelenggarakan kegiatan kerja bakti secara rutin agar menghilangkan sarang induk nyamuk demam berdarah dan memutus siklus hidup Aedes aegypti.
"Bila ditemukan warga yang panas dengan sebab tidak jelas selama 2-7 hari segera bawa ke fasilitas kesehatan," kata dia.
Pihak sekolah juga perlu meningkatkan kegiatan PSN di lingkungan masing-masing, mengingat kasus demam berdarah didominasi anak-anak usia sekolah.*