Sumenep (ANTARA) - Polres Sumenep, Jawa Timur membentuk tim gabungan siaga bencana sebagai langkah antisipatif apabila terjadi bencana alam yang sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya saat musim hujan.
"Kami memfasilitasi terbentuknya tim gabungan siaga bencana ini, karena beberapa hal. Salah satunya, karena personel Polres Sumenep lengkap dan tersebar di semua desa dan kelurahan," kata Wakapolres Sumenep Kompol Arif Mahari dalam keterangan tertulis yang diterima di Sumenep, Jawa Timur, Kamis.
Dengan demikian, katanya, deteksi kejadian bencana oleh petugas akan lebih mudah dan koordinasi penanganan juga bisa lebih cepat.
Wakapolres menjelaskan personel Polres Sumenep tersebar di 332 desa dan kelurahan di 27 kecamatan, daratan dan kepulauan, sehingga jika ada kejadian bencana akan lebih cepat diketahui oleh petugas Polres yang bertugas di desa dan kelurahan tersebut.
"Yang bertugas dan tinggal di desa-desa ini adalah Bhbabinkamtibmas, yakni Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Polres Sumenep tangkap warga Pulau Kangean bawa 47 gram sabu
Pertimbangan lain, karena alat komunikasi para personel Polres Sumenep lebih lengkap.
Menurut Arif Mahari, personel polisi tidak hanya memiliki telepon seluler, namun juga memiliki handy talkie (HT), yakni alat telekominikasi bersifat dua arah yang memanfaatkan frekuensi radio.
"Karena itu, kalaupun jaringan telekomunikasi di lokasi bencana mengalami gangguan, personel kami masih bisa berkomunikasi dengan menggunakan HT itu," katanya.
Wakapolres menuturkan selain dari unsur kepolisian, unsur dari institusi lain yang juga tergabung dalam tim gabungan untuk siaga bencana itu, di antaranya Kodim 0827 Sumenep, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), Dinas Perhubungan (Dishub), Basarnas dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumenep.
"Pada Rabu (29/11), kami menggelar apel gelar pasukan dalam rangka kesiapsiagaan bencana di Sumenep," katanya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan penanganan bencana memang membutuhkan kerja sama semua pihak, karena mitigasi bencana yang harus dilakukan oleh petugas meliputi banyak hal, seperti penanganan saat bencana dan setelah bencana.
"Kabupaten Sumenep ini merupakan kabupaten yang ada di Pulau Madura yang rawan terjadi bencana kecelakaan laut, karena di sini banyak kepulauan. Oleh karena itu, sinergi antarsemua elemen merupakan keharusan," kata bupati.
Berdasarkan rilis BPBD Pemkab Sumenep, ada lima jenis bencana yang rawan terjadi di daerah itu, yakni banjir, angin puting beliung, tanah longsor, abrasi laut, dan kekeringan.