Jakarta (ANTARA) -
Di tahun terakhirnya menjabat sebagai Mendikbudristek, Nadiem menyatakan rasa sedihnya karena dirinya merasa akan merindukan pertemuan dengan para guru di tahun-tahun yang akan datang. Namun, ia memiliki keyakinan bahwa semua pendidik di seluruh Indonesia masih akan terus bergerak mewujudkan Merdeka Belajar.
"Saya merasa sedih, karena saya pasti akan rindu bertemu dengan ibu bapak semua. Saya yakin bahwa ibu dan bapak guru sebagai nahkoda tidak mau membalikkan lagi arah dari kapal Merdeka Belajar. Keyakinan ini tumbuh dari hal-hal yang berhasil kita capai bersama dalam empat tahun terakhir," tuturnya.
Ia mengisahkan, di tahun pertama Merdeka Belajar, Kemendikbudristek menghapus Ujian Nasional dan memberi kepercayaan kepada guru untuk menilai hasil belajar peserta didiknya.
"Kita menerapkan Asesmen Nasional (AN) agar kita semua fokus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan, lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi serta karakter murid," ucap Nadiem.
Kemudian di tahun berikutnya, Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka. Jika Asesmen Nasional bertujuan untuk mengukur tujuan perubahan, maka Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan petunjuk jalan mencapai tujuan perubahan tersebut.
"Ini adalah kurikulum yang ditunggu-tunggu para guru, karena tidak hanya meringankan beban murid berkat pengurangan pada jumlah materi, dan penekanan pada pemahaman yang mendalam, tetapi juga memerdekakan guru untuk mengolah kreativitas, dan berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan peserta didik," katanya.
Kini, menurutnya, ruang untuk belajar dan berbagi di antara sesama guru juga semakin luas melalui wadah Merdeka Mengajar. Jutaan guru di seluruh Indonesia sekarang saling terhubung, belajar, dan menginspirasi satu sama lain dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Terobosan besar Kemendikbudristek berikutnya adalah menghadirkan Pendidikan Guru Penggerak, sebuah program yang bertujuan untuk mendorong lahirnya generasi pemimpin pembelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang mampu memimpin perubahan nyata
Nadiem juga mengutarakan bahwa ada satu capaian membanggakan yang berhasil diraih, yakni semakin dekatnya capaian target 1 juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guna memenuhi kebutuhan guru, karena langkah ini dapat meningkatkan kesejahteraan para pendidik.
"Semua capaian ini membuat saya percaya bahwa Hari Guru Nasional tahun ini bukanlah salam perpisahan, sebaliknya, peringatan Hari Guru Nasional tahun ini adalah penanda kesatuan tekad kita untuk mengakselerasi kemajuan sistem pendidikan Indonesia," demikian Nadiem Anwar Makarim.