Surabaya - Pengelola kawasan industri Ngoro di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengupayakan ketersediaan pasokan gas, untuk memenuhi kebutuhan para calon investor yang akan mendirikan pabrik. General Manajer Ngoro Industrial Park (NIP) Wihardi Hosen ketika dihubungi di Surabaya, Sabtu, mengemukakan, pihaknya sedang melakukan negosiasi dengan perusahaan gas swasta untuk penambahan pasokan. "Kami harapkan pertengahan tahun 2012 sudah ada kepastian soal pasokan gas tersebut, karena masalah ini memang dikeluhkan calon investor," katanya. Ia mengungkapkan, setidaknya ada lima calon investor asing yang menunda pembangunan pabriknya di kawasan NIP tahap kedua, karena pasokan gas yang minim. Tiga dari lima pabrik itu merupakan produsen keramik yang membutuhkan pasokan gas cukup besar dan dua lainnya produsen barang konsumer serta makanan dan minuman. Sebelumnya, General Manajer Perusahaan Gas Negara (PGN) Cahyo Triyogo mengemukakan bahwa ketersediaan gas di Jatim pada 2011 mengalami defisit atau penurunan dibandingkan pasokan tahun sebelumnya. "Untuk angka pastinya, saya tidak tahu secara detail karena yang memiliki datanya Kementerian Perindustrian," kata Cahyo. PGN memperoleh gas dari tiga perusahaan pemasok, yakni PT Santos Indonesia, Kodeco Energy Co.,Ltd dan PT Lapindo Brantas. Pasokan gas dari Santos Indonesia berkurang menjadi 110 mmscfd dari sebelumnya 130-140 mmscfd, kemudian Kodeco Energy juga berkurang menjadi 20 mmscfd dari 30 mmscfd, dan Lapindo hanya 3 mmscfd dari sebelumnya 5 mmscfd. Menurut Wihardi Hosen, Upaya menambah pasokan gas untuk kawasan NIP sudah dilakukan dengan meminta kepada Perusahaan Gas Negara (PGN), tetapi hingga kini belum ada kepastian. "Harga gas dari swasta memang lebih mahal sekitar 15 persen dari milik PGN, tetapi beberapa investor tidak mempermasalahkan," kata Wihardi. Kebutuhan gas untuk puluhan pabrik di kawasan NIP Mojokerto mencapai 10 juta kaki kubik per hari, sementara permintaan tambahan sudah mencapai 50 persen (lima juta kaki kubik per hari). Kawasan NIP Mojokerto merupakan salah satu unit bisnis yang dikembangkan PT Intiland Development Tbk sejak pertengahan 1990-an. Saat ini, terdapat 65 perusahaan atau pabrik (90 persen perusahaan asing) yang beroperasi di kawasan NIP tahap pertama pada areal seluas 225 hektare, termasuk 35 hektare kawasan berikat. Intiland tengah mengembangkan perluasan NIP tahap kedua di areal seluas 215 hektare dan saat ini dalam proses pengerjaan infrastruktur. "Sekitar 95 persen lahan NIP tahap pertama sudah terisi, sementara untuk NIP tahap kedua ditargetkan dalam tiga tahun (2014) terjual semua," tambah Wihardi Hosen. Keterangan foto: Sejumlah pekerja melakukan pengerjaan perangkaian kabel body mobil di PT Surabaya Autocomp Indonesia di NIP-1, Mojokerto, Jumat (21/10). PT Intiland Development Tbk mengembangkan kawasan industri terpadu NIP-2 seluas 215 hektare. FOTO ANTARA/Eric Ireng
Pengelola Ngoro Industri Upayakan Pasokan Gas Swasta
Sabtu, 22 Oktober 2011 20:59 WIB