Surabaya - Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Jawa Timur siap menggelar pemusatan latihan daerah secara mandiri untuk menyiapkan atlet menghadapi PON XVIII/2012 di Riau. Ketua Pengprov Pertina Jatim Sahat Tua Simanjuntak kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengatakan, pihaknya tidak terlalu khawatir jika KONI Jatim mendegradasi tinju dari Puslatda, karena gagal merebut medali emas di kejurnas. "Tanpa masuk Puslatda, kami tetap akan menggelar latihan sendiri, karena kami masih yakin bisa menyumbangkan medali emas di PON mendatang," katanya. Sahat mengingatkan, cabang olahraga tinju pernah mengalami nasib serupa (terdegradasi) sebelum PON 2008, namun kemudian mampu membuktikan bisa meraih satu medali emas melalui Timotius. "Setelah tidak masuk Puslatda, kami bisa lebih tenang menyiapkan atlet tanpa harus ditakut-takuti. Konsekuensinya memang biaya pemusatan latihan ditanggung sendiri, tidak lagi dibiayai KONI Jatim," tambahnya. Cabang olahraga tinju dipastikan terdegradasi dari program Puslatda setelah gagal merebut medali emas pada Kejurnas di Mataram, Nusa Tenggara Barat, awal Oktober lalu. Selain itu, tidak satu pun dari tujuh petinju Jatim yang mengantongi tiket PON 2012, kendati masih ada dua even prakualifikasi PON di Biak, Papua dan Padang, Sumatera Barat pada akhir 2011. "Persaingan yang sesungguhnya terjadi pada kejurnas di Mataram, sementara Pra-PON di Biak dan Padang tidak lagi ketat. Petinju-petinju terbaik yang sudah lolos PON, juga tidak tampil lagi," kata Kabid Binpres KONI Jatim Irmantara Subagio. Menurut dia, kendati mampu merebut tiket PON pada kejuaraan di Biak dan Padang, prestasi itu tidak lagi bisa menyelamatkan tinju dari degradasi Puslatda. "KONI Jatim masih memberi kesempatan kepada Pertina untuk memperbaiki prestasi petinjunya, meskipun tidak ikut Puslatda," katanya. Dengan terdegradasi dari Puslatda, Pertina Jatim kehilangan jatah uang pembinaan dari KONI, seperti insentif atlet Rp1,25 juta, pelatih Rp1,35 juta, dan manajer Rp1,45 juta setiap bulan. Menurut informasi, Pertina Jatim mendapatkan alokasi anggaran sekitar Rp347 juta untuk menggelar Puslatda tahun ini. Dari jumlah tersebut, baru sekitar Rp60 juta yang sudah dicairkan. Sebelumnya, Ketua Harian Pertina Jatim Arif Wibowo mengatakan bahwa kegagalan meraih hasil maksimal di kejurnas, lebih banyak disebabkan faktor nonteknis. "Kalau soal kualitas, petinju Jatim tidak kalah dengan daerah lain. Untuk dua pra-PON berikutnya, kami berencana mengubah komposisi petinju yang akan dikirim," tambahnya.
Pertina Jatim Tak Takut Didegradasi dari Puslatda
Rabu, 12 Oktober 2011 21:00 WIB
