Surabaya (ANTARA) - Anggaran operasional di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2023 berkurang sebesar Rp265 Miliar dari total Rp1,5 triliun.
"Tapi dalam PAK ini menjadi sekitar Rp1,2 triliun atau berkurang Rp265 miliar," ujar Kepala DSDABM Surabaya Lilik Arijanto di Surabaya, Selasa.
Ia menerangkan, berkurangnya anggaran DSDABM karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya tahun ini menurun, dan banyak anggaran yang telah disesuaikan dengan pendapatan.
Sementara untuk realisasi penyerapan anggaran DSDABM Surabaya, lanjut Lilik, sampai dengan Agustus 2023 baru mencapai 34 persen.
Lilik menambahkan, untuk realisasi pendapatan di DSDABM Surabaya dari target Rp737 juta baru tercapai 80,41persen.
Ia kembali menjelaskan, dari PAK tahun ini, DSDABM terdapat perubahan anggaran sebesar Rp495 juta di kesekretariatan terutama untuk perlengkapan kantor.
Lebih lanjut, Lilik mengatakan, untuk kebijakan teknis dan strategis DSDABM Surabaya terutama untuk pembangunan drainase dari kebutuhan anggaran perencanaan ini ada pengurangan sebesar Rp3 miliar.
"Pengurangan tersebut terbesar untuk pembangunan drainase, tapi paling besar pengurangan anggaran bangun pompa air di Pagesangan," ucapnya.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Surabaya M Machmud mengatakan, APBD Surabaya 2023 mengalami rasionalisasi lantaran capaian PAD khususnya dari sektor pajak tidak memenuhi target.
"PAD dari sektor pajak turun semua, baik itu PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), pajak hotel, pajak restoran dan pajak reklame," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Banggar DPRD Surabaya dan Tim Anggaran Pemkot Surabaya saat membahas PAK APBD Surabaya 2023 menetapkan target PAD dari pajak diturunkan dari Rp5,1 triliun pada APBD murni 2023 menjadi Rp4,8 triliun.
Machmud menyebutkan, tidak tercapainya target PAD khususnya dari sektor pajak tersebut, membuat APBD Surabaya 2023 terkoreksi dari sebelumnya sebesar Rp11,3 triliun menjadi Rp10,7 triliun.