Perum Bulog Cabang Ponorogo, Jawa Timur, mulai menyiapkan langkah operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga beras seiring lonjakan harga gabah dalam beberapa pekan terakhir.
"Operasi pasar menjadi opsi yang paling memungkinkan untuk menstabilkan harga beras agar tidak terjadi lonjakan," kata Kepala Cabang Bulog Ponorogo, Aan Sugiarto di Ponorogo, Kamis.
Untuk langkah operasi pasar itu, lanjut Aan, Bulog Ponorogo telah mencadangkan stok beras di gudang-gudang penyimpanannya yang mencapai 9.430 ton.
Jumlah itu disebut Aan cukup untuk melakukan operasi pasar secara berkala di sejumlah titik pasar tradisional setiap pekan.
Kebutuhan konsumsi sekitar 2.140 ton per bulan untuk tiga kabupaten Magetan, Pacitan dan Ponorogo. Dibandingkan dengan stok untuk tiga bulan ke depan aman," urainya.
Aan menambahkan setiap seminggu sekali pihaknya melakukan penyaluran beras Bulog kepada para pedagang. Setiap droping beras tersebut pihaknya menyediakan empat ton kepada para pedagang untuk dijual dengan harga HET.
"Sudah rutin kamj salurkan setiap Minggu, kami harapkan tentu melalui SPHP ini harga bisa tertahan," katanya
Dikatakan, harga beras saat ini tembus d Rp10.300 per kilogram.
Kenaikan itu dipengaruhi harga gabah kering yang saat ini mencapai Rp7 ribu per kilogram, sehingga secara otomatis harga beras yang akan dijual juga menyesuaikan
"Kalau harga gabahnya saja sudah Rp7 ribu otomatis harga beras juga menyesuaikan, sekarang di pasaran sekitar Rp10.300 per kilogram," katanya.
Aan mengatakan, naiknya harga gabah tersebut karena Ponorogo sudah memasuki masa setelah panen, sehingga secara otomatis stok suplai untuk yang di Ponorogo juga mengalami penurunan.
"Oleh karena itu rencana kami akan salurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP untuk stabilitas harga dan pasokan," kata Aan.