Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengintensifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di wilayah tugasnya untuk menekan laju lonjakan harga beras di pasaran yang saat ini sudah tembus di kisaran Rp14 ribu per kilogram.
"Program GPM ini kami giatkan dengan tujuan untuk menstabilkan harga beras di pasaran, terutama menjelang Ramadhan ini," kata petugas Bulog Ponorogo, Fotrianto di Ponorogo, Rabu.
Operasi pasar bertajuk Gerakan Pangan Murah tersebut dilaksanakan setiap Senin dan Kamis.
Sekali jalan kegiatan GPM, Bulog Ponorogo menyediakan paket beras murah kemasan program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) sebanyak delapan ton.
Bulog menjual beras subsidi ini dengan harga Rp102 ribu untuk dua kemasan beras SPHP masing-masing berisi lima kilogram.
Lokasi berpindah, sesuai dengan kebutuhan. Selain di Ponorogo, program ini juga dilaksanakan di Magetan dan Pacitan.
"Satu hari satu titik, random lokasinya. Karena wilayah Bulog Ponorogo itu mencakup Magetan dan Pacitan kita juga laksanakan di sana," katanya.
Ia juga memastikan jika stok beras di Gudang Bulog Ponorogo diklaim masih aman hingga lebaran Idul Fitri mendatang. Sembari menunggu masa panen berikutnya, sehingga ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan membeli beras seusai kebutuhan.
"Insya Allah dua bulan ke depan stok di gudang masih aman. Memang tujuannya untuk menekan harga beras yang tinggi sehingga efeknya beras di luar turun," katanya.
Sejumlah warga yang telah mendapat beras dengan harga terjangkau dari Bulog Ponorogo pun mengaku bersyukur dengan gelaran GPM.
Sebab, beras yang dijual Bulog jauh lebih murah dibanding harga umum di pasaran.
"Harga beras di pasaran untuk jenis medium saat ini di kisaran Rp70 ribu per 5 kilogram. Beberapa jenis tertentu bahkan lebih. Ini beras bulog (SPHP) hanya Rp51 ribu per lima kilogram. Jauh lebih murah ini, harganya terjangkau sedangkan kualitasnya kurang lebih sama," kata Sindy Uswatun Hasanah (32) warga Cokromenggalan, Ponorogo.
Bulog Ponorogo intensifkan GPM untuk tekan lonjakan harga beras
Kamis, 29 Februari 2024 7:10 WIB