Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mendatangkan beras impor dari sejumlah negara Asia untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras di daerah itu sekaligus untuk menyediakan beras SPHP bagi masyarakat dalam upaya stabilisasi pasar.
"Kami mendatangkan beras impor sejak Januari kemarin," kata Kepala Cabang Bulog Kabupaten Ponorogo, Aan Sugiarto di Ponorogo, Rabu.
Ia menjelaskan, mendatangkan beras impor menjadi langkah tidak terelakkan karena stok cadangan beras dalam negeri sudah habis sejak pekan pertama Januari 2024.
Sementara serapan gabah/padi dari petani tidak bisa optimal karena pengaruh harga jual yang sudah di atas harga ketetapan pemerintah (HET)/harga eceran tertinggi).
"Kondisi saat ini tidak mungkin melakukan penyerapan untuk beras lokal. Selain harga yang tinggi saat ini juga belum panen raya," katanya.
Dijelaskan, beras impor yang berada di gudang Bulog tersebut diimpor dari negara Thailand, Myanmar serta Pakistan.
Sesuai data, jumlah stok beras impor yang berada di gudang Bulog mencapai 5 ribu ton.
"Sudah mulai di distribusikan beras impornya, untuk kebutuhan beras SPHP dan bantuan pangan," katanya
Lebih lanjut, pihaknya mengklaim jika stok beras impor tersebut aman hingga satu bulan ke depan.
Ia mengatakan, rata rata Bulog Ponorogo menerima sekitar 2 ribu ton setiap bulannya untuk mengamankan beras untuk keperluan bantuan pangan maupun program SPHP.
Kondisi tersebut menurutnya tidak terjadi di Ponorogo saja namun juga di berbagai daerah lainnya
"Jadi jika beras sudah keluar dari gudang, nanti akan diberikan lagi yang baru. Terus menerus seperti itu. Dan keadaan ini tidak hanya di Bulog Ponorogo, suplai beras impor ini, juga terjadi di semua Bulog di Jawa Timur (Jatim). Dari pelabuhan langsung bongkar di gudang," katanya.