Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur menggiatkan kembali Gerakan Satu Jiwa Satu Pohon guna menjaga kualitas udara di Kota Pahlawan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, kegiatan penanaman 1.000 bibit pohon setiap hari melalui Gerakan Satu Jiwa Satu Pohon (Sajisapo) dilakukan agar kualitas udara Surabaya tetap baik.
"Kenapa itu kami lakukan? Karena kami tidak mau kondisi oksigen di Kota Surabaya ini kualitasnya berkurang. Maka dari itu, kami melakukan penanaman terus-menerus," kata Hebi sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kota di Surabaya, Selasa.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan penanaman bibit pohon dalam Gerakan Satu Jiwa Satu Pohon mencakup daerah dengan lalu lintas kendaraan padat seperti Jalan Ahmad Yani dan Jalan Margomulyo.
Baca juga: Konsekuensi memasukkan data keluarga luar Surabaya dalam KK
"Tanaman di Jalan Ahmad Yani akan diperbanyak, juga di Margomulyo. Kami mempertimbangkan estetika juga (dalam penanaman pohon), misal terlalu banyak atau rapat kan enggak bagus," katanya.
Gerakan Satu Jiwa Satu Pohon mengajak warga untuk melakukan penanaman bibit pohon setiap kali ada bayi yang dilahirkan.
"Jadi setiap ada bayi lahir, maka warga diwajibkan untuk menanam satu pohon," kata Hebi.
Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga kualitas lingkungan maupun udara di Kota Surabaya dalam jangka panjang.
Hebi menyampaikan bahwa kualitas udara di Kota Surabaya sejak Januari 2023 sampai sekarang masih tergolong baik.
"Kondisinya baik dan sedang, belum parah. Artinya masih sehat dan masih layak hirup. Jadi Surabaya saat ini masih baik-baik saja," katanya.
Surabaya giatkan Gerakan Satu Jiwa Satu Pohon
Selasa, 22 Agustus 2023 10:13 WIB
menggiatkan kembali Gerakan Satu Jiwa Satu Pohon guna menjaga kualitas udara di Kota Pahlawan