Surabaya (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai melepas tim siswa SMAN 10 Surabaya untuk mengikuti ajang kompetisi karya tulis ilmiah World Invention Creativity Olympic and Conference (WICO) di Korea Selatan.
Aries Agung Paewai di Surabaya, Senin, memuji SMAN 10 untuk dapat mengikuti ajang yang berlangsung pada 28-29 Juli mendatang tersebut.
"Saya melihat inisiatif sekolah melalui kepala sekolah dalam mencari sponsor dan dana yang tidak terikat. Bahkan mereka ada yang membiayai dirinya. Ini dilakukan siswa karena ingin membawa nama baik sekolah, dan mengukir prestasi. Maka kami ingin memberikan kontribusi nyata," kata Aries.
Kontribusi yang dimaksud tersebut adalah berupa penghargaan dan apresiasi dari Gubernur Jawa Timur atau dalam bentuk penghargaan lain bisa berupa bebas masuk perguruan tinggi karena prestasi yang diukir.
"Mudah-mudahan sekolah lain melakukan hal yang sama. Tidak memaksakan tapi turut mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan," ujarnya.
Kepala SMAN 10 Surabaya Budi Santoso menyebut, selain tim dari sekolahnya, turut pula diberangkatkan tim dari SMA Papua Barat untuk berlaga di ajang yang diikuti ratusan pelajar dan mahasiswa dari seluruh dunia tersebut.
"Mereka membawa dua karya besar untuk dikompetisikan dan diuji oleh guru besar di Korea Selatan," ujar Budi.
Inovasi yang dilombakan nanti, kata Budi, adalah bidang innovatif science yakni alat inovasi yang menghasilkan probiotik, dan kedua alat yang bisa menetralisir suhu udara dari COVID-19.
Kedua terobosan tersebut dinilai menjadi solusi terbesar tingkat dunia di bidang innovatif science dan dan environmental science.
"Kami berharap paling tidak membawa prestasi medali emas dan syukur-syukur dapat grand prix," ujarnya.
Menurut dia, persiapan kompetisi internasional ini sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Lebih lagi, sejak Januari lalu di sekolah tersebut telah menerapkan budaya riset.
Budi juga mengungkapkan negara-negara di Amerika, Eropa dan Asia seperti China dan Jepang menjadi pesaing yang cukup kuat.
Negara-negara adidaya tersebut menawarkan inovasi di bidang robotik, elektrik bahkan di bidang biologi atau kesehatan para siswanya sudah belajar tentang Alzheimer dan Parkison.
"Tapi kita tidak gentar karena membawa inovasi dengan kearifan lokal kita. Saya harapkan penelitian ini mendapat penghargaan di tingkat dunia," tambahnya.