Madura Raya (ANTARA) - Sebanyak delapan desa di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur menjadi sasaran program 'Mahasiswa Membangun Desa' dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bangkalan Mohni di Bangkalan, Jawa Timur, Selasa, desa yang menjadi sasaran program itu meliputi, Desa Martajasah, Desa Gebang, Desa Gili Barat, Desa Gili Timur, Desa Sukolilo Barat, Desa Pangpong, Desa Tambak Pocok dan Desa Bumi Anyar.
"Saat ini, para mahasiswa Unibraw tersebut telah tiba di masing-masing desa, setelah Senin (3/7) kemarin Pemkab Bangkalan menerima rombongan mereka di Pendopo Pemkab Bangkalan," katanya.
Mohni menjelaskan, program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Unibraw Malang yang menyasar delapan desa di Bangkalan itu merupakan program yang memang dicanangkan perguruan tinggi itu di Jawa Timur.
Mohni menjelaskan, Unibraw menargetkan program tersebut menyasar 1.000 desa di Jawa Timur dan mahasiswa yang diterjunkan ke desa-desa sasaran tersebut merupakan mahasiswa yang sedang menjalankan kuliah kerja nyata (KKN).
"Program ini dikenal dengan istilah 'MMD-1000 D UB' dengan tujuan untuk meningkatkan keterlibatan perguruan tinggi melalui peran aktif mahasiswa dalam kegiatan penguatan kapasitas sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat di desa," katanya.
Mohni lebih lanjut menjelaskan, 'MMD-1000 D UB' itu dalam pelaksanaannya dapat berupa penyuluhan, pelatihan, pemberdayaan masyarakat, dan kegiatan lain yang bermanfaat bagi pembangunan desa.
"Bisa juga berupa kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari solusi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa, seperti masalah kesehatan, dan lain-lain," katanya.
Melalui program ini diharapkan dapat mengasah softskill dalam membangun teamwork, yaitu kemampuan mahasiswa bekerja sama lintas disiplin keilmuan, dan juga kepemimpinan mahasiswa dalam mengelola program pembangunan di wilayah pedesaan.
"Selain itu, MMD juga dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat di perguruan tinggi ke dalam konteks pembangunan desa," kata Mohni.
Sinergi dengan beragam program yang telah dicanangkan di masing-masing desa sasaran seperti Program Desa Cerdas dari Kemendes PDTT diharapkan bisa terlaksana di lapangan, sehingga akan melengkapi kemampuan dan mengoptimalkan potensi yang ada untuk meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan pada masyarakat desa.
"Setidaknya, kami berharap program mahasiswa membangun desa ini bisa membantu memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di desa antara lain masih tingginya jumlah penderita stunting serta masih banyaknya ditemui masalah inklusi sosial yang ada di desa," kata Mohni.
Total jumlah mahasiswa yang diterjunkan pihak kampus ke delapan desa pada program 'Mahasiswa Membangun Desa' ini sebanyak 114 orang, dan mereka akan berada di desa sasaran selama satu bulan.