Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto berharap program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) yang digagas oleh Universitas Brawijaya (UB) diselaraskan dengan 12 Rencana Aksi Bangun Desa, Bangun Indonesia.
"Kami sudah membuat 12 Rencana Aksi Bangun Desa, Bangun Indonesia dan ini bisa diselaraskan dengan kegiatan mahasiswa (MMD)," kata Yandri saat memberikan pidato sambutan di dalam agenda Pembekalan dan Pemberangkatan Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.
Adapun program yang digagas oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal di dalam 12 Rencana Aksi Bangun Desa, Bangun Indonesia, meliputi revitalisasi badan usaha milik desa dan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kemudian, pengembangan desa ekspor, peningkatan investasi desa melalui pola kemitraan nasional dan investor luar negeri, dan peningkatan ketahanan pangan lokal desa (swasembada pangan).
Selanjutnya, penguatan pengawasan dan tata kelola pembangunan desa, desa swasembada energi, air, dan papan, sinkronisasi dan konsolidasi program kementerian/lembaga (K/L) masuk desa, serta desa berketahanan iklim, desa tangguh bencana, dan bebas sampah.
Lalu, hilirisasi produk unggulan desa, digitalisasi desa dan pengembangan desa wisata, serta percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Penyelarasan antara program MMD dengan 12 Rencana Aksi Bangun Desa, Bangun Indonesia bertujuan memaksimalkan upaya memajukan pembangunan dari wilayah pedesaan.
Sebab, kata Yandri, sebesar 70 persen masyarakat Indonesia bertempat tinggal di wilayah desa.
"Maka program Mahasiswa Membangun Desa ini sungguh sangat relevan untuk membangun Indonesia dari desa. Posisi desa mampu menentukan kuat atau tidaknya suatu bangsa," kata dia.
Program MMD diikuti oleh 1.000 mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di UB. Titik pelaksanaannya tersebar di 76 desa yang tersebar di lima daerah di Provinsi Jawa Timur, yakni Kabupaten Malang, Banyuwangi, Lumajang, Bojonegoro, dan Ngawi.
Sementara itu, Rektor UB Prof Widodo mengatakan program MMD menjadi langkah strategi dari perguruan tinggi pimpinannya dalam mendukung program dari pemerintah pusat.
"Ini menjadi bagian penting juga untuk mendukung Asta Cita dan program kerja dari Kementerian Pendidik Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bahwa perguruan tinggi itu harus memiliki dampak langsung kepada masyarakat," kata Prof Widodo.
Program MMD berkonsentrasi pada pelibatan para mahasiswa dalam membangun kemajuan di wilayah pedesaan, melalui implementasi dari keilmuan yang didapatkan selama di bangku kuliah.
"Termasuk dalam bidang teknologi tepat guna (TTG). Selain itu, mengenai manajerial yang menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas sebuah produk," tuturnya.