Malang Raya (ANTARA) - Guru Besar Universitas Brawijaya (UB), Prof. Dr Fitri Utaminingrum merancang kursi roda pintar untuk membantu dan memudahkan disabilitas dalam beraktivitas sehari-hari.
Inovasi baru yang diberi nama "Kursi Roda Pintar Multi-feature" ini menjadi solusi bagi penyandang disabilitas fisik.
"Kursi roda yang ada di pasaran selama ini (tipe manual dan elektrik) masih memerlukan kekuatan tangan sebagai pusat kendali pergerakan, sehingga akan menjadi tantangan bagi mereka yang memiliki disfungsi tangan dalam mengoperasikannya," kata Prof. Fitri di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Inovasi kursi roda pintar multi fitur ini, kata dia, dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Kursi roda pintar ini memiliki beberapa fitur kendali, yaitu manual, remote, pengenalan suara, human tracking, pergerakan kepala, dan pergerakan bola mata,“ tuturnya.
Selain itu, kursi roda ini juga dilengkapi dengan sistem pengenalan papan nama ruangan, objek halangan, dan klasifikasi tipe permukaan jalan. Fitur lain yang disediakan kursi roda ini adalah fitur mengikuti gerak pemandu atau human follower.
Untuk mendukung dan meningkatkan keamanan saat dioperasikan, kursi roda ini juga dilengkapi dengan sistem keamanan, yakni deteksi halangan berupa tangga turunan, tangga naik, pilar, dan lain sebagainya. Fitur ini disediakan untuk memberikan rasa aman kepada penggunanya.
Fitur ini, katanya, juga memfasilitasi keamanan penggunanya saat terjadi respons dari pengguna yang lambat dalam menghindari adanya halangan, maka kursi roda dapat dihentikan secara otomatis.
Ia mengatakan kursi roda tersebut, juga terdapat fitur untuk meningkatkan kenyamanan penggunanya dengan melakukan deteksi permukaan jalan, baik berupa jalan lantai, aspal, berbatu, berpasir, berlubang, dan lain sebagainya. Tipe permukaan jalan tersebut diintegrasikan dengan kecepatan putaran motor dari kursi roda.
Keunggulan kursi roda pintar ini memiliki kemampuan manuver yang baik dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan penggunanya. Fitur pada kursi roda pintar menerapkan algoritma deep learning untuk mendapatkan hasil akurasi maksimal dan waktu komputasi yang cepat.
Fitri mengakui adanya kelemahan kursi roda ini, yakni memerlukan jumlah data yang besar dan bervariasi untuk melatih model secara efektif dan konstruksi yang masih relatif berat. Kelemahan lainnya adalah sistem vision akan terganggu kinerjanya jika kursi roda pintar ini dioperasikan pada kondisi lingkungan dengan pencahayaan yang gelap.
"Oleh karenanya, saya akan terus berupaya dengan berbagai penelitian untuk meningkatkan fitur-fitur yang lebih lengkap sebagai generasi keempat, yang nantinya bisa dilipat dan hanya dalam satu tombol semua bisa dilakukan," kata Prof. Fitri.*
Profesor Universitas Brawijaya rancang kursi roda pintar untuk disabilitas
Sabtu, 24 Juni 2023 12:23 WIB