Surabaya (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya telah melakukan pemeriksaan antemortem terhadap ribuan hewan kurban milik pedagang dan hasilnya belum menemukan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) muapun Lumpy Skin Disease (LSD).
"Belum ada laporan PMK dan LSD sampai hari ini," kata Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya drh Sunarno Aristono kepada ANTARA melalui pesan daring, Jumat.
Aris menyebut pemeriksaan antemortem hewan kurban dilakukan di seluruh wilayah kecamatan se-Surabaya, total jumlah sapi yang diperiksa 1.974 ekor, kambing 3.105 ekor, domba 30 ekor.
Dia memperkirakan jumlah pemeriksaan tersebut baru 30 persen dari total keseluruhan hewan kurban yang sudah masuk Kota Surabaya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil rekap data pemasukan hewan kurban ke "Kota Pahlawan" sebesar 8.346, terdiri dari 5.035 sapi dan 3.311 kambing yang berasal dari 149 permohonan.
Pemeriksaan antemortem sudah dilaksanakan sejak Selasa (20/6/2023) hingga mendekati perayaan Idul Adha.
"Karena tanggal 28 Juni sudah ada yang melakukan pemotongan," ujarnya.
Aris menyebut mekanisme pemeriksaan kesehatan yang dilakukan tim dari DKPP meliputi bagian mulut, kelembapan hidung, kondisi mata, tubuh, hingga feses atau kotoran hewan.
Langkah tersebut untuk memastikan bahwa hewan kurban dalam kondisi steril dari paparan penyakit, seperti PMK, LSD, dan diare.
"Semua tidak boleh ada luka maupun benjolan karena khawatirnya ada penyakit PMK maupun LSD. Kemudian kalau diare itu bekas kotorannya kelihatan cair, kemungkinan disebabkan cacingan," ucapnya.
Selain itu petugas juga memastikan bahwa hewan kurban yang diperdagangkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
"Termasuk bagian scrotum ada cacat atau tidak, kalau ada tanduknya bisa dilihat kondisinya bagaimana apakah ada patahan atau tidak," katanya.
Oleh karena itu, pemeriksaan antemortem turut melibatkan petugas dari masing-masing kecamatan untuk melakukan pengecekan sarat kelengkapan melapak milik para pedagang hewan kurban.
"Jumlah penjual kurban yang sudah diperiksa 58 orang," ujar Aris.