Surabaya (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dan Pemerintah Kota Surabaya mempersiapkan skema untuk menunjang transformasi ekonomi di Kampung Dolly melalui program "Future Cities" dari Pemerintah Inggris.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki mengatakan, transformasi ekonomi tersebut bertujuan untuk memaksimalkan pemulihan sistem sosial di lokasi eks lokalisasi itu.
"Itu penting untuk recovery dari sistem sosial industri seks ke ekonomi kreatif," kata Teten kepada wartawan seusai meninjau Kampung Dolly, Rabu.
Teten menyatakan, keberlangsungan transformasi ekonomi di Kampung Dolly akan dibarengi dengan memaksimalkan peran koperasi.
Koperasi akan melakukan pendampingan dari segi edukasi permintaan pasar dan kurasi produk.
Kemudian, koperasi melakukan pembelian secara masif, sekaligus memasarkan produk miliki para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Kampung Dolly.
"Kami akan perkuat kapital koperasi, kami sudah minta hitung berapa kebutuhannya. Pelaku UMKM jangan jual sendiri-sendiri, kasihan mereka. Jadi nanti dibeli dulu oleh koperasi," ucapnya.
Teten menyatakan, skema yang dibentuk itu dimaksudkan agar UMKM di eks lokalisasi Dolly bisa fokus secara penuh memproduksi barang.
"Nanti kami akan kombinasi pembiayaan KUR dan pembiayaan koperasi. Jadi dengan begitu usah-usaha ini bukan perorangan tetapi kolektif, itu akan memperkuat solidaritas dan kekeluargaan di antara mereka, bukan saling bersaing," ujarnya.
Beberapa sektor yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang "Future Cities", yakni bidang kuliner dan fesyen. Dua hal tersebut, kata dia, potensial, mengingat Surabaya juga menjadi salah satu wilayah basis bisnis di Indonesia.
"Bagaimana produksinya dibenahi, kurasi produk, nanti kami hubungkan dengan market-nya. Bagaimana mencukupi permintaan hotel di kota ini dan kota lain, untuk suplai kebutuhan seragam pemerintah, itu yang dibutuhkan," katanya.
Di tempat yang sama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen John Jenkins mengatakan "Future Cities" di Kampung Dolly merupakan bentuk dukungan sosial Pemerintah Inggris untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.
Kerja sama ini disebutnya sebagai upaya memunculkan iklim masyarakat yang berdaya secara sosial maupun ekonomi.
"500 ribu pound sterling tadi investasi penting untuk mendukung Pemkot Surabaya dan kementerian. Saya senang sekali bisa melihat kenyataan hari ini," ujarnya.
Diketahui masa jabatan Owen Jenkins sebagai Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste juga segera berakhir tahun 2023 ini, namun dia berharap pelaksanaan transformasi ekonomi di Kampung Dolly melalui "Future Cities" bisa tetap berjalan.
Dia merasa setiap waktu, program tersebut harus terus dikembangkan seiring dengan berkembangnya zaman.
"Saya berharap 'Future Cities' akan terus berlanjut karena proyek ini perlu pikiran dan ide baru untuk UMKM, sebagai transformasi," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut konsep "Future Cities" tak hanya mengacu pada keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah, namun juga melihat pada penataan kawasan di Kampung Dolly.
"Tahun ini sudah jalan dan bisa selesai 2023. Kami juga kerjasama dengan Kementerian Koperasi," kata Eri.