Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap kasus dugaan pembunuhan mahasiswi perguruan tinggi swasta di Surabaya berinisial AN (21) yang jenazahnya ditemukan di dalam koper, di Jurang Gajah Mungkur, Mojokerto.
Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Pasma Royce mengatakan pelaku pembunuhan pernah menjadi guru les korban.
"Guru les," kata Pasma di Mapolrestabes Surabaya, Kamis.
Pasma juga menyebut ketika ditemukan Rabu (7/6), jasad korban AN dalam kondisi utuh.
"Iya kondisinya utuh," ucapnya.
Diketahui, pelaku pembunuhan mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Surabaya itu berinisial R (41).
Berdasarkan keterangan dari ibu AN, Ana Mariani, menyebut pelaku memang pernah merupakan guru les korban, dia mengajar bidang musik semasa korban duduk di bangku sekolah menengah atas.
AN pernah satu band dengan pelaku, korban berposisi sebagai gitaris.
"Dulu guru ekstra musik saat SMA," kata Ana saat ditemui di Rumah Duka Adi Jasa Surabaya.
Pelaku juga disebutnya telah berkeluarga. Ibu korban hanya mengetahui informasi sebatas itu saja. Anaknya tak pernah bercerita lebih lanjut soal R.
"Saya tidak kenal dia, cuma sekadar tahu. Sudah berkeluarga, makannya saya tidak ada curiga," ujarnya.
Ana tak mengetahui keduanya masih berkomunikasi hingga korban menempuh jenjang perkuliahan.
"Saya tidak tahu, karena sejak keluar dari SMA saya tidak tahu," ucapnya.
Sementara, Ana mengatakan kali terakhir melihat buah hatinya ketika dia berpamitan pergi untuk mengikuti ujian, pada tanggal 3 Mei 2023. AN pergi ke kampus dengan mengendarai mobil milik kakaknya.
"Pergi sendiri. Mobil kakaknya, karena kakaknya suka naik motor kalau kerja lebih cepat," kata Ana.
Ana menyebut AN saat itu hanya menjalani ujian satu mata kuliah saja. Oleh karenanya, dia memperkirakan anaknya sudah kembali pulang pada siang hari, namun dia tak kunjung terlihat di rumah.
Dia beranggapan setelah merampungkan ujian, AN langsung melanjutkan aktivitasnya mengerjakan tugas kuliah.
Namun setelah ditunggu, AN benar-benar tak kembali pulang. Bahkan hingga dua hari sejak dia memberi kabar hendak pergi ke kampus, terhitung sejak tanggal 3-5 Mei 2023.
Ana juga merasa janggal, karena buah hatinya selalu memberikan informasi detail jika akan pergi ke suatu tempat tetapi hal itu tak didapatinya.
Kemudian, pada tanggal 5 Mei 2023 keluarga korban memutuskan untuk melaporkan kepada pihak kepolisian.
"Hilang dua kali 24 jam, tanggal 5 Mei lapor. Tetapi hilangnya tanggal 3 Mei. Bukan kebiasaannya tidak pamit kalau kemana-mana," ujarnya.
Namun, saat AN tak kembali ke rumah, Ana yang sudah melapor ke polisi mendapatkan informasi bahwa korban kali terakhir bersama pelaku.
Oleh karenanya Ana menanyakan keberadaan anaknya kepada R. "Info dari teman-temannya, disuruh cari mungkin orang ini tahu," kata dia.
Di tempat yang sama, tante AN bernama Ambar mengatakan pada tanggal 5 Mei 2023 pihak keluarga memang menanyakan keberadaan korban kepada pelaku.
Ketika ditemui pelaku menunjukkan gelagat mencurigakan. "Ketemuan sama pelaku, janjian di Penjaringan. Pelaku mencurigakan, karena gugup. Badannya gerak semua, tangan diputar-putar di baju," kata dia.
Ambar menyebut R ditangkap polisi sehari sebelum jasad AN ditemukan.
Dia berharap pelaku bisa mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya yang tega menghabisi nyawa keponakannya.
"Saya menginginkan dituntut seberat-beratnya," ujarnya.
Polrestabes Surabaya ungkap dugaan pembunuhan mahasiswi di dalam koper
Kamis, 8 Juni 2023 21:37 WIB
Saya menginginkan dituntut seberat-beratnya