Surabaya (ANTARA) - Ketua DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, Adi Sutarwijono menyatakan kebutuhan kawasan perkampungan di kota ini harus mendapat perhatian pemerintah kota setempat.
"Surabaya di usianya ke-730 ini, kampung-kampung di Kota Surabaya, khususnya di permukiman padat penduduk harus dibenahi," kata Adi Sutarwijono dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat.
Adi mengaku telah menjaring berbagai usulan pembangunan saat bertemu warga, seperti pavingisasi jalan, perbaikan saluran air, lampu penerangan jalan, pembenahan balai RW, dan berbagai macam aspirasi warga.
Seperti halnya di Perumnas Candi Lempung, Kelurahan Lontar, Sambikerep, Adi menyerap aspirasi warga, di antaranya pemanfaatan lahan fasilitas umum (fasum).
"Kami ingin dibangunkan lapangan futsal agar aktivitas olahraga, terutama anak-anak muda terwadahi," kata Purwo, tokoh masyarakat setempat.
Sebelumnya, ujar dia, sudah ada "plotting" (pemetaan) pengerjaan, tapi terhenti karena pandemi COVID-19.
Menurut Badan
Begitu pula di Kampung Gadel, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes. Adi mendapatkan curahan hati (curhat) soal rumah tidak layak huni yang terkendala surat tanah dan belum bisa diintervensi program APBD Surabaya.
"Harapannya, rumah tidak layak huni bisa direhabilitasi," ujar Malik, Ketua RW 6 Gadel, Karangpoh.
Di Kampung Kendalsari, Kelurahan Penjaringansari, Rungkut, Adi menerima curhat warga RT 02/ RW 3 tentang CCTV untuk keamanan kampung dan sungai yang airnya mandek sehingga menimbulkan bau menyengat.
"Saya minta dibersihkan dari eceng gondok," kata Ibu Samin, warga lanjut usia.
Sedangkan di Menur Pumpungan, muncul curhat dari Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang jam pelayanan di Balai RW berbarengan dengan jam edukasi anak-anak balita di sekolah PAUD. Di kampung itu, sekolah PAUD jadi satu dengan Balai RW.
Menurut dia, DPRD dan Pemkot Surabaya terus memberikan ruang bagi pembangunan kampung-kampung melalui APBD Kota Surabaya agar kampung-kampung terus terbenahi dan menciptakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman bagi warga.
"Kampung-kampung adalah penyangga utama kemajuan peradaban Surabaya. Gerak pembangunan terus diupayakan membenahi kampung. Intens dari waktu ke waktu. Surabaya tumbuh humanis, nyaman, dan pemerintahan berusaha hadir di tengah-tengah persoalan masyarakat," kata Adi.
Baca juga: Pimpinan DPRD Surabaya soroti layanan kesehatan di RSUD Soewandhie
Pertumbuhan ekonomi
Gebrakan dari program ekonomi kerakyatan berupa padat karya hingga penataan dan pengembangan destinasi wisata baru mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya selama 2022
Pertumbuhan ekonomi Surabaya terus meningkat hingga mencapai 7,17 persen, dan itu lebih tinggi dari Jatim dan nasional. Program ekonomi kerakyatan berupa padat karya ini menjadi kunci utama keberhasilan Surabaya dalam membangkitkan ekonomi yang sempat terpuruk di masa pandemi COVID-19.
Saat itu, tepatnya tahun 2020, pertumbuhan ekonomi terpuruk dan minus di angka -4,85 persen, kemudian meningkat tajam tahun 2021 hingga mencapai 4,29 persen atau meningkat sekitar 8 persen. Selanjutnya tahun 2022 naik lagi ke angka 7,17 persen atau naik sekitar 3 persen.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut keberhasilan tersebut tidak lepas dari adanya sinergi kuat yang dibangun bersama semua pemangku kebijakan di Kota Pahlawan melalui program ekonomi kerakyatan. Hal ini terbukti bahwa program padat karya berhasil.
Selama beberapa tahun terakhir ini, Kota Surabaya sudah menerapkan program ekonomi kerakyatan yang mana semua kebutuhan di Surabaya dipenuhi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan toko kelontong yang tersebar di berbagai penjuru kota.
Semua kebutuhan batik dan seragam dari aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya hingga pelajar sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) memakai produk buatan UMKM Surabaya.
Dengan APBD sebesar Rp11,2 triliun, Surabaya terus berjibaku menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada ahun 2020, angka kemiskinan tercatat 5,02 persen. Tahun 2021 naik menjadi 5,23 persen dan tahun 2022 mengalami penurunan tajam menjadi 4,72 persen.
Sektor ekonomi rakyat di antaranya UMKM terus digenjot agar bisa hidup dan bersinergi dengan sektor ekonomi modern. Bahkan, Tahun 2023 dialokasikan Rp3 triliun untuk dibelanjakan di sektor UMKM atau setara 40 persen dari belanja barang dan jasa pada APBD tahun ini.
Gerak pembangunan
Program-program padat karya terus digelar untuk menyerap para tenaga usia produktif di Surabaya. Misalnya, program pembuatan paving dan pengerjaan proyek-proyek pembangunan dari dana kelurahan.
Ketua DPRD Adi Sutarwijono terus mendorong agar arah pembangunan bermuara pada kemajuan kampung. Banyak program pembangunan lahir dari kampung, seperti renovasi Balai RW, pavingisasi jalan, dan perbaikan saluran di kampung. Tenaga kerja diambil dari masyarakat setempat.
Adi berkunjung membaur ke kampung-kampung untuk melihat gerak pembangunan, termasuk salah satunya pembenahan Balai RW Kelurahan Dukuh Sutorejo yang tengah dikerjakan.
"Anggaran diputar untuk pengerjaan proyek, memperbaiki balai RW dan memberdayakan tenaga kerja masyarakat setempat. Sekaligus memberi penghasilan, memperkuat daya beli warga," kata Adi saat jaring aspirasi masyarakat di kampung Sutorejo beberapa waktu lalu.
Adi Sutarwijono: Kebutuhan kampung di Surabaya harus diperhatikan
Jumat, 2 Juni 2023 10:31 WIB