Pemudik Di Bojonegoro Dilayani 169 Armada
Senin, 29 Agustus 2011 10:48 WIB
Bojonegoro - Pemudik yang datang maupun keluar di Terminal Rajekwesi Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), selama arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah, dilayani 169 armada, dari 263 armada yang disediakan.
"Baik penumpang masuk ke terminal maupun keluar, semuanya bisa terangkut, tidak ada yang terlantar, bahkan banyak armada yang tersedia tidak beroperasional," kata Kepala Terminal Rajekwesi Bojonegoro, Chosim, Senin.
Ia menjelaskan, jumlah pemudik dari berbagai kota di Jawa Timur, juga Jakarta, Jawa Barat yang masuk ke terminal, mencapai puncaknya, Minggu (28/8) atau "H-2". Dalam sehari itu, penumpang tiba dari berbagai kota sebanyak 5.777 orang, dilayani 177 armada dan penumpang keluar 5.219 orang, dilayani 169 armada.
Jumlah itu, meningkat tajam dibandingkan "H-3", dengan jumlah penumpang tiba sebanyak 3.007 orang, dilayani 161 armada dan penumpang keluar 2.774 orang, dilayani 151 armada. Hanya saja, lanjutnya, jumlah pemudik yang dari arah Surabaya, ada yang dilayani dengan lima armada secara gratis hasil prakarsa Pemprov Jatim.
"Kalau hari ini pemudik yang masuk dan keluar masih tinggi, tapi sudah mulai menurun, dibandingkan sehari lalu," ucapnya, menjelaskan.
Chosim mengibaratkan, terminal mirip sebuah sekolahan yang menjadi berkumpulnya para pemudik datang dari berbagai kota, selanjutnya keluar lagi untuk melanjutkan perjalanan. Dari data yang ada, jumlah penumpang masuk tertinggi dari Surabaya dan penumpang keluar ke arah Cepu, Jawa Tengah.
Berdasarkan data, mulai "H-7" hingga "H-2", jumlah penumpang keluar tertinggi ke arah Cepu, Jateng dengan jumlah 1.604 orang, disusul kemudian ke arah Surabaya 1.157 orang. Sedangkan ke arah Ngawi 796 orang, Jatirogo, Tuban 763 orang, Tuban 615 orang, Nganjuk 133 orang, Malang 51 orang, Purwodadi, Jateng 26 orang, Jakarta 12 orang, Bandung 12 orang dan Bogor enam orang.
Ia memperkirakan, jumlah penumpang masuk maupun keluar, selama Hari Raya Idul Fitri tahun ini, akan menurun dibandingkan Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya.
"Penyebab utamanya para pemudik lebih suka memanfaatkan kendaraan roda dua," ujarnya, menduga.