Puncak Mudik di Bojonegoro 27 Agustus
Jumat, 26 Agustus 2011 10:48 WIB
Bojonegoro - Puncak arus mudik yang menggunakan kendaraan angkutan jalan maupun kereta api di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diperkirakan mencapai puncaknya pada Sabtu (27/8), dan puncak arus balik pada 3 serta 4 September 2011.
Kepala Bidang Perhubungan Darat (Hubdar) Dinas Perhubungan Bojonegoro Moch Chozim, di Bojonegoro, Jumat, mengatakan, arus mudik yang memanfaatkan jalan meningkat sekitar lima persen dibandingkan tahun lalu, dan dengan KA meningkat dua persen.
Sementara itu, arus mudik yang memanfaatkan angkutan perahu tambang Bengawan Solo terjadi peningkatan tujuh persen.
Peningkatan pemudik itu, kata dia berdasarkan prediksi meningkatnya jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat. "Baik arus mudik maupun balik yang memanfaatkan perahu penyeberangan Bengawan Solo, meningkat sebagai jalan pintas," katanya mengungkapkan.
Karena itu, katanya, penambang perahu atau pengelola perahu tambang di 86 lokasi tambangan dengan jumlah 226 unit perahu di sepanjang Bengawan Solo, sepanjang 100 kilometer di wilayah setempat, diminta meningkatkan kewaspadaan.
Di antaranya, tetap menyiapkan peralatan pelampung keamanan perahu, juga memperhatikan batas maksimal perahu tambang. Menurut dia, menghadapi meningkatnya arus mudik dan balik tersebut, armada yang meyalani trayek dari dan ke terminal Rajekwesi Bojonegoro, ke sub terminal Padangan, Temayang dan Betek, Kecamatan Bubulan, sudah dipersiapkan.
Angkutan pedesaan yang dilayani oleh MPU dan mikrobus 112 kendaraan, angkutan pedesaan yang dilayani mikrolet 55 kendaraan, angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) 279 kendaraan.
Di antaranya angkutan bus Bojonegoro-Surabaya 113 bus, Surabaya-Bojonegoro-Malang 16 bus, Bojonegoro-Jombang-Malang 14 bus dan Bojonegoro-Jatirogo 27 bus.
"Kesiapan bus ke berbagai jurusan lainnya ke arah Ngawi, Madiun juga Cepu, Jawa Tengah termasuk Tuban tidak ada masalah," katanya menegaskan.
Sementara itu, angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) 86 kendaraan.
"Ini masih ditunjang dengan angkutan pedesaan yang ada di masing-masing kecamatan," katanya menjelaskan.
Berdasarkan data di terminal Rajekwesi, jumlah penumpang pada tahun 2009 lalu, baik yang datang maupun keluar mulai H-7 hingga H+7, mencapai 83.128 orang yang dilayani 59 bus. Sedangkan pada tahun 2010, jumlahnya 70.011 orang yang dilayani 263 bus.