Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro, Jawa Timur, memasang 30 papan yang berisi imbauan daya tampung penumpang perahu di lokasi penyeberangan perahu tambang Bengawan Solo di sejumlah kecamatan, pekan lalu.
"Papan imbauan yang kami pasang isinya terkait daya tampung penumpang perahu pada waktu Bengawan Solo masuk siaga banjir I, II dan III," kata Kasi Angkutan Air Dishub Bojonegoro Sugeng Agung Darmanto, di Bojonegoro, Rabu.
Lebih lanjut ia menjelaskan papan imbauan daya tampung perahu tambang di penyeberangan itu 1X1,20 meter bantuan dari Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Jatim.
Isi papan imbauan itu, apabila ketinggian air Bengawan Solo masuk siaga I, maka jumlah penumpang yang diperbolehkan maksimal 80 persen dari kapasitas normal.
Kalau ketinggian air Bengawan Solo masuk siaga II, maka jumlah penumpang maksimal 70 persen dari jumlah penumpang normal. Sedangkan kalau ketinggian air masuk siaga III maka jumlah penumpang maksimal 60 persen dari jumlah penumpang normal.
Papan imbauan itu di pasang di sejumlah lokasi penyeberangan perahu tambang Bengawan Solo di Kecamatan Kota, Ngraho, Padangan, Kalitidu dan Kanor.
"Pemasangan papan imbauan juga kami koordinasikan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Solo, Jawa Tengah," katanya menjelaskan.
Di Bojonegoro, menurut dia, ada 84 titik lokasi penyeberangan perahu tambang Bengawan Solo, di antaranya, ada beberapa yang sudah tutup karena adanya pembangunan jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Padangan-Kasiman.
"Di lokasi penyeberangan perahu tambang Bengawan Solo hampir semuanya sudah terpasang papan imbauan terkait kapasitas penumpang. Sebab, sebelum ini kami juga sudah memasang papan imbauan untuk kapasitas penumpang di sejumlah lokasi penyeberangan perahu tambang," kata dia menjelaskan.
Mengenai kondisi perahu tambang di penyeberangan Bengawan Solo, menurut dia, sudah banyak yang beralih yang semula perahu dengan bahan kayu jati menjadi perahu dengan bahan baja.
"Kami belum tahu kekuatan perahu baja dibandingkan perahu kayu jati. Ya seharusnya ada uji kelayakan untuk perahu tambang" ujarnya.
Memasuki musim hujan ini, ia mengimbau operator perahu tambang tetap menempatkan pelampung atau "life jacket" yang dimiliki di atas perahu untuk keamanan penumpang perahu.
"Apalagi sekarang akan masuk musim hujan. Kami minta operator tetap menempatkan peralatan pengaman penumpang perahu, seperti pelampung, juga "life jacket" di perahunya masing-masing," ucapnya menambahkan. (*)